Senin, 23 Februari 2015

SISTEM TINGKATAN ( Kyu - DAN ) DAN SISTEM GELAR DALAM SENI BELA DIRI JEPANG

Dihimpun dari berbagai sumber referensi yang ditulis oleh pakar – pakar seni bela diri yang memiliki otoritas dibidangnya.




I.       SISTEM TINGKATAN DAN GELAR SECARA UMUM

Sistem tingakatan dalam bela diri Jepang adalah sesuatu yang faktual, tetapi bahkan diantara instrukturnya sendiri banyak yang tidak memahami seluk beluk sistem tingkatan dan gelar dalam perguruannya masing – masing. Yang paling lucu, di dunia perkaratean di Indonesia, hanya mengetahui dua istilah : SEMPAI – KOHAI, dan mereka menganggap istilah SEMPAI – KOHAI ( Senior – Yunior ) itu adalah istilah khas karate, padahal kedua istilah itu adalah istilah umum dalam kultur Jepang yang sangat teguh membedakan antara SEMPAI dan KOHAI. Kesalahan persepsi ini berawal karena sebagian dari para guru – guru karate yang kembali dari Jepang dulunya, hanya menguasai tekniknya dan tidak memahami berbagai wawasan tentang istilah pertingkatan dan gelar dalam perguruanya sendiri. Begitu juga karateka Indonesia yang ke Jepang beberapa saat berlatih, karena kemampuan berbahasa Jepang yang minim, mengakibatkan merekapun tidak mampu mengetahui seluk beluk sistem tingkat dan gelar dalam perguruannya masing – masing.

Sebelum saya membicarakan tentang sejarah sistem tingkatan dalam seni bela diri Jepang, terlebih dahulu saya mengemukakan sistem tingkat dan gelar dalam lingkungan International Karate – Do Gojukai Association ( IKGA ).

Sebagaimana bela diri Jepang pada umumnya, dalam IKGA pun dibedakan dua kelompok tingkatan, masing – masing : KYU dan DAN. Secara harfiah, menurut : Tuttle Dictionary of the Martial Arts of Korea, China & Japan, by : Sun – Jin Kim, Daniel Kogan, Nikolaos Kontogiannis & Hali Wong, 1995 : 174 ) :

“ kyu, level, class, rank ; used to indicate ranks below black belt ; many styles start at nine or ten and work up to one, although most begin at 6 th kyu “.

Jadi istilah “ kyu “ berarti level, kelas, tingkar ; digunakan untuk menunjukkan tingkatan – tingkatan di bawah sabuk hitam ; banyak gaya mulai dengan kyu 9 atau kyu 10 hingga tertinggi kyu 1, meskipun umumnya mulai dengan kyu 6.

Sedangkan istilah DAN, menurut sumber yang sama ( 1995 : 62 ) :
“ dan, degree of black belt rank “. Jadi istilah “ DAN “ mengandung arti : tingkatan sabuk hitam.

Tingkatan dibedakan dengan warna sabuk. Dalam seni bela diri Jepang, sabuk disebut sebagai : obi atau sash. Tingkatan KYU dimulai dari yang paling rendah KYU 10 hingga yang paling tinggi KYU 1,  sedangkan   tingkatan Dan,  dimulai dari DAN 1 hingga yang paling tinggi DAN 10.

Secara rinci tingkatan Kyu :
1.      Ju Kyu ( Kyu 10 )
2.      Kyu Kyu ( Kyu 9 )
3.      Hachi Ktyu ( Kyu 8 )
4.      Sichi Kyu ( Kyu 7 )
5.      Rok Kyu ( Kyu 6 )
6.      Go Kyu ( Kyu 5 )
7.      Shik Kyu ( Kyu 4 )
8.      Sank Kyu ( Kyu 3 )
9.      Ni Kyu ( Kyu 2 )
10.  Ik Kyu ( Kyu 1 )

Demikian juga tingkatan DAN ;
1.      Sho Dan  ( DAN I )
2.      Ni dan ( DAN II )
3.      San Dan ( DAN III )
4.      Yon Dan ( DAN IV )
5.      Go Dan ( DAN V )
6.      Rok Dan ( DAN VI )
7.      Nana / Sichi Dan (DAN VII )
8.      Hachi Dan ( DAN VIII )
9.      Kyu Dan ( DAN IX )
10.  Ju Dan ( DAN X ).




Masing – masing cabang atau negara dapat menggunakan warna berbeda untuk tingkatan KYU mereka, sedangkan tingkatan Kyu tertinggi menggunakan sabuk coklat ( chaobi ). Variasi warna   sabuk bagi    pemegang kyu, antara lain : sabuk kuning ( Kiirobi ), sabuk hijau ( Modoriobi ).

Pemegang tingkatan DAN, mulai dari DAN 1 hingga DAN 10 digelari : Yudansha, sedangkan khusus pemegang DAN 5 hingga DAN 10 digelari : Kodansha.

Dijaman klasik dikenal adalah sebagai berikut :
1.      DAN 1 : Sho – mokuroku.
2.      DAN 2 : Jo – mokuroku
3.      DAN 3 : Hon – mokuroku
4.      DAN 4 : Hon – mokuroku
5.      DAN 5 : Menkyo atau Tasshi atau renshi ( dikenal sebagai level “ Master “ ).
6.      DAN 6 : Menkyo atau Kyoshi

Dalam kaitannya dengan level penguasaan teknik mereka, masing – masing pemegang DAN digelari sebagai berikut :
1.      DAN 1 : Sen ( student atau murid )
2.      DAN 2 : Go no Sen ( disciple atau pengikut )
3.      DAN 3 : Accepted disciple ( pengikut yang diterima )
4.      DAN 4 : Sen no Sen ( pakar Yunior )
5.      DAN 5 : Kokoro ( pakar / master )
6.      DAN 6 : Kokoro ( pakar / master )
7.      DAN 7 – 10 : Iko – kokoro ( pakar senior / grand – master )

Adapun sistem Kyu – Dan diciptakan oleh pendiri Judo, Prof. Dr. Jigoro Kano. Sistem Kyu – Dan ini kemudian diikuti oleh seni bela diri lain, termaksuk oleh Karate – Do. Judo sendiri mulanya hanya menggunakan 6 kelas “ kyu “, dengan pembedaan warna hanya 4 jenis, yaitu warna putih, biru dab coklat untuk “ kyu “, dan warna hitam untuk pemegang “ dan “. Namun pada seni bela diri lain, termaksuk dalam Karate – Do, digunakan pembedaan warna yang lebih bervariasi, seperti penggunan warna putih, kuning, hijau, biru dan coklat untuk “ kyu “.

Ide Jigoro Kano ini sangat menunjang motivasi murid –murid seni bela diri untuk lebih keras berlatih dalam mengejar kemajuan untuk memperoleh kenaikan kelas dengan perubahan warna sabuk setiap kenaikan tingkat. Hal ini terutama bagi murid – murid seni bela diri kalangan remaja, untuk lebih mendorong semangat mereka dalam berlatih. Sistem Kyu – Dan dengan pembedaan warna sabuk itu, juga mengurangi rasa bosan bagi peserta latihan. Demikian juga dengan adanya klasifikasi seperti itu, memperketat kedisiplinan dan menegaskan hubungan “ kohai – sempai “, yunior dan señor. Keseluruhannya jelas menghasilkan nilai positif bagi kemajuan murud – murid perguruan seni bela diri tersebut.

Difaman klasik beberapa perguruan seni bela diri Jepang, menerapkan tiga sertifikat bagi murid –muridnya.
1.      Sertifikat pertama disebut “ shodan “, yang berarti pemula
2.      Sertifikat kedua disebut “ Chudan “, yang berarti murid level menengah
3.      Sertifikat terakhir disebut “ jodan “, yang berarti tingkat atas, dimana mereka dianggap sudah melatih “ okuden “, yaitu tradisi rahasia dari perguruannya.

Pada umumnya perguruan modern sudah tidak menggunakan sistem tingkatan seperti itu yaitu : shodan, chudan dan jodan, melainkan hanya menerapkan sistem KYU dan DAN.

Metode kuno lain dalam tradisi seni bela diri adalah menggunakan sistem tingkatan yang dinamakan “ sistem Menkyo “. Sistem ini menggunakan tiga tingkatan :
1.      Tingkatan pemula
2.      Tingkatan menengah yang dinamai “ kirikami “. Tingkatan ini biasanya disandang oleh murid – murid setelah mengikuti latihan selama satu hingga tiga tahun.
3.      Tingkatan lanjutan yang dinamai “ mokuroku “ disandang oleh murid yang telah tiga hingga lima tahun melatih teknik – teknik perguruannya. Secara harfiah, “ mokuroku “ berarti : katalog dari sistem “ waza “ ( teknik ).

Diberbagai perguruan, “ saiko shihan “ atau “ chief instructor “ mempunyai kualifikasi sertifikat tersendiri yang dinamakan : “ kaiden “. Pemegang sertifikat “ kaiden “ dianggap telah menguasai seluruh ajaran dalam sistem aliran atau perguruannya, dan juga memiliki kemampuan dan pengalaman melatih yang baik.


Dalam beberapa perguruan bela diri tertentu, gelar “ kaiden “ hanya diberikan pada satu orang saja, sedangkan pada beberapa perguruan bela diri lain ada yang memberikan sertifikat “ kaiden “ pada lebih dari satu orang ( hingga 10 orang ).

Dibeberapa seni bela diri juga menggunakan gelar – gelar sebagai berikut :
1.      Taiso                : “ Great Master “.
2.      Soshi                : “ Head Teacher “.
3.      Doshu              : “ Way Master “.
4.      Sosho               : “ Master of An Art “.
5.      Kaiso               : “ Opening Ancestor “.
6.      Shodai             : “ Pendiri seni bela diri tertentu “, sama dengan “ Soke “.
7.      Nidai soke       : “ Penerasi kedua dari “ Soke “.
8.      Sandai soke     : “ Generasi ketiga dari Soke “.


II.       TINGKATAN DAN GELAR DALAM  I.K.G.A

Di dalam IKGA, sesuai edaran Honbu IKGA Tokyo, mengguanakan sistem gelar sebagai berikut :

Mudansha
Pemegang Kyu
Kohai
Yunior
Sempai
Senior
Kyoren 
Pemegang DAN 3 yang bukan instruktur
Jun – Shidoin
Yunior instruktur pemegang DAN 2
Shido – In
Senior instruktur pemegang DAN 3
Jokyo
Secara harfiah berati : asisten master. Instruktur pemegang DAN 4
Sensei
Guru
Shihan
Master
Renshi
Gelar “ renshi “ sebagai simbol bahwa mereka telah mencapai tingkatan pengendalian diri yang sempurna, level terendah minimal DAN 5 yang telah lulus ujian sebagai renshi
Kyoshi
Gelar “ kyoshi “ sebagai simbol bahwa mereka telah   mencapai   tingkatan   kesempurnaan dalam diri mereka (  their inner perfection  ), level terendah minimal DAN 7 yang telah lulus ujian sebagai kyoshi
Hanshi
Level tertinggi DAN 8, sebagai simbol bahwa mereka telah mencapai pengendalian spiritual, level terendah minimal DAN 8 yang telah lulus ujian sebagai hanshi
Soke Shihan
Chief instructor ( orang nomer satu di suatu perguruan )
Soke
Pendiri suatu aliran atau perguruan. Chojun Miyagi adalah “ soke “ dari Goju – Ryu ; Gichin Funakoshi adalah “ soke “ dari Shotokan
Kaicho
Presiden suatu organisasi, termaksuk organisasi seni bela diri

Kewenangan untuk memberikan ujian kenaikan tingkat juga ditentukan oleh “ honbu “ (markas besar)  IKGA, sebagai berikut :
1.      Jun – shidoin, hanya boleh menguji dan menaikkan murid paling tinggi ke KYU 1.
2.      Shidoin : hanya boleh menguji dan menaikkan murid paling tinggi ke DAN 1.
3.      Jokyo : hanya boleh menguji dan menaikkan murid paling tinggi ke DAN II
4.      Shidan : hanya boleh menguji dan menaikkan murid paling tinggi ke DAN III.

Sedangkan untuk menguji dan menaikkan ke tingkat DAN 4 ke atas, merupakan kewenangan “ Saiko Shihan “ (boleh saja dilakukan oleh seorang “ Shihan “, tetapi atas nama dan izin dari Saiko Shihan).

Masa setiap tingkatan untuk dapat naik ke tingkatan lebih tinggi :
1.      Untuk ke DAN II harus telah mengikuti latihan aktif di tingkatan DAN I minimal 2 tahun
2.      Untuk ke DAN III harus telah mengikuti latihan aktif di tingkatan DAN II minimal 3 tahun.
3.      Untuk ke DAN IV harus telah mengikuti latihan aktif di tingkatan DAN III minimal 4 tahun,
4.      Untuk ke DAN V harus telah mengikuti latihan aktif di tingkatan DAN IV minimal 4 tahun.
5.      Untuk tingkatan DAN VI ke atas, tergantung pada penilaian Saiko Shihan.
6.      Ketentuan di atas hanya boleh dilanggar jika ada pengecualian khusus dari Saiko Shihan.

Dalam menilai setiap karateka IKGA dalam pemberian tingkatan dan meniali kualitas tekniknya, penilaian dibedakan ke dalam dua kualifikasi divisi karateka :
1.      Divisi junior ( 15 tahun di bawahnya ).
2.      Divisi senior ( 16 tahun atau di atasnya ).
Karateka dari kelompok / divisi yunior hanya boleh memegang tingkatan maksimal DAN I.

Tingkatan Kyu – Dan dalam karate belum digunakan oleh “ soke angkatan I “, seperti Chojun Miyagi, Gichin Funakoshi, dan lainnya. Tingkatan Kyu – Dan baru diberikan pada “ soke angkatan II “, di dalam Goju – Ryu kepada Gogen Yamaguchi.

Di okinawa, Chojun Miyagi digelari “ bushi magusuku “ ( “ gentleman warrior “ ). Pada tahun 1951, Hanshi Gogen Yamaguchi menerima tingkatan Dan 10 dari Chojun Miyagi. Dan pada tahun 1949, Dari Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi juga mendapat gelar “ GOGEN “ yang konon berarti “ orang yang dipercayai “ untuk melanjutkan pengembangan Goju – Ryu di seluruh Jepang. Hanshi Gogen Yamaguchi mendapat penghargaan yang dikenal sebagai : “ Ranju – Hosho “ ( Blue Ribbon Medal ) dari kaisar Jepang. Gelar “ the cat “ dari Gogen Yamaguchi belum diketahui siapa yang pertam kali menggunakannya terhadap Yamaguchi.

Referensi : Kurikulum Dewan Guru Nasional Karate-Do Gojukai I.K.G.A Indonesia.

2 komentar:

THE ENERGY of THE GOJUKAI KARATE-DO

  The Energy of The Gojukai Karate-Do   Introduction Karate-Do, born from the noble culture of Japanese society, has been developed by...