Dihimpun dari berbagai sumber referensi yang ditulis oleh pakar – pakar
seni bela diri yang memiliki otoritas dibidangnya.
I.
SISTEM TINGKATAN DAN GELAR SECARA UMUM
Sistem tingakatan dalam bela diri
Jepang adalah sesuatu yang faktual, tetapi bahkan diantara instrukturnya
sendiri banyak yang tidak memahami seluk beluk sistem tingkatan dan gelar dalam
perguruannya masing – masing. Yang paling lucu, di dunia perkaratean di Indonesia ,
hanya mengetahui dua istilah : SEMPAI – KOHAI, dan mereka menganggap istilah
SEMPAI – KOHAI ( Senior – Yunior ) itu adalah istilah khas karate, padahal
kedua istilah itu adalah istilah umum dalam kultur Jepang yang sangat teguh
membedakan antara SEMPAI dan KOHAI. Kesalahan persepsi ini berawal karena
sebagian dari para guru – guru karate yang kembali dari Jepang dulunya, hanya
menguasai tekniknya dan tidak memahami berbagai wawasan tentang istilah
pertingkatan dan gelar dalam perguruanya sendiri. Begitu juga karateka Indonesia
yang ke Jepang beberapa saat berlatih, karena kemampuan berbahasa Jepang yang
minim, mengakibatkan merekapun tidak mampu mengetahui seluk beluk sistem
tingkat dan gelar dalam perguruannya masing – masing.
Sebelum saya membicarakan tentang
sejarah sistem tingkatan dalam seni bela diri Jepang, terlebih dahulu saya
mengemukakan sistem tingkat dan gelar dalam lingkungan International Karate –
Do Gojukai Association ( IKGA ).
Sebagaimana bela diri Jepang pada
umumnya, dalam IKGA pun dibedakan dua kelompok tingkatan, masing – masing : KYU
dan DAN. Secara harfiah, menurut : Tuttle Dictionary of the Martial Arts of Korea , China
& Japan ,
by : Sun – Jin Kim, Daniel Kogan, Nikolaos Kontogiannis & Hali Wong, 1995 :
174 ) :
“ kyu, level, class, rank ; used to indicate
ranks below black belt ; many styles start at nine or ten and work up to one,
although most begin at 6 th kyu “.
Jadi istilah “ kyu “ berarti
level, kelas, tingkar ; digunakan untuk menunjukkan tingkatan – tingkatan di
bawah sabuk hitam ; banyak gaya mulai dengan kyu 9 atau kyu 10 hingga tertinggi
kyu 1, meskipun umumnya mulai dengan kyu 6.
Sedangkan istilah DAN, menurut sumber yang sama ( 1995 : 62 ) :
“ dan, degree of black belt rank
“. Jadi istilah “ DAN “ mengandung
arti : tingkatan sabuk hitam.
Tingkatan dibedakan dengan warna sabuk. Dalam seni bela diri Jepang, sabuk
disebut sebagai : obi atau sash. Tingkatan KYU dimulai dari yang paling rendah
KYU 10 hingga yang paling tinggi KYU 1, sedangkan
tingkatan Dan, dimulai dari DAN 1 hingga yang paling tinggi
DAN 10.
Secara rinci tingkatan Kyu :
1. Ju Kyu ( Kyu 10 )
2. Kyu Kyu ( Kyu 9 )
3. Hachi Ktyu ( Kyu 8 )
4. Sichi Kyu ( Kyu 7 )
5. Rok Kyu ( Kyu 6 )
6. Go Kyu ( Kyu 5 )
7. Shik Kyu ( Kyu 4 )
8. Sank Kyu ( Kyu 3 )
9. Ni Kyu ( Kyu 2 )
10. Ik Kyu ( Kyu 1 )
Demikian juga tingkatan DAN ;
1. Sho Dan ( DAN I )
2. Ni dan ( DAN II )
3. San Dan ( DAN III )
4. Yon Dan ( DAN IV )
5. Go Dan ( DAN V )
6. Rok Dan ( DAN VI )
7. Nana / Sichi Dan (DAN VII )
8. Hachi Dan ( DAN VIII )
9. Kyu Dan ( DAN IX )
10. Ju Dan ( DAN X ).
Masing – masing cabang atau negara dapat menggunakan warna berbeda untuk
tingkatan KYU mereka, sedangkan tingkatan Kyu tertinggi menggunakan sabuk
coklat ( chaobi ). Variasi warna sabuk
bagi pemegang kyu, antara lain : sabuk
kuning ( Kiirobi ), sabuk hijau ( Modoriobi ).
Pemegang tingkatan DAN, mulai dari DAN 1 hingga DAN 10 digelari : Yudansha,
sedangkan khusus pemegang DAN 5 hingga DAN 10 digelari : Kodansha.
Dijaman klasik dikenal adalah sebagai berikut :
1. DAN 1 : Sho – mokuroku.
2. DAN 2 : Jo – mokuroku
3. DAN 3 : Hon – mokuroku
4. DAN 4 : Hon – mokuroku
5. DAN 5 : Menkyo atau Tasshi atau renshi (
dikenal sebagai level “ Master “ ).
6. DAN 6 : Menkyo atau Kyoshi
Dalam kaitannya dengan level penguasaan teknik mereka, masing – masing
pemegang DAN digelari sebagai berikut :
1. DAN 1 : Sen ( student atau murid )
2. DAN 2 : Go no Sen ( disciple atau pengikut
)
3. DAN 3 : Accepted disciple ( pengikut yang
diterima )
4. DAN 4 : Sen no Sen ( pakar Yunior )
5. DAN 5 : Kokoro ( pakar / master )
6. DAN 6 : Kokoro ( pakar / master )
7. DAN 7 – 10 : Iko – kokoro ( pakar senior /
grand – master )
Adapun sistem Kyu – Dan diciptakan oleh pendiri Judo, Prof. Dr. Jigoro
Kano. Sistem Kyu – Dan ini kemudian diikuti oleh seni bela diri lain, termaksuk
oleh Karate – Do. Judo sendiri mulanya hanya menggunakan 6 kelas “ kyu “,
dengan pembedaan warna hanya 4 jenis, yaitu warna putih, biru dab coklat untuk
“ kyu “, dan warna hitam untuk pemegang “ dan “. Namun pada seni bela diri
lain, termaksuk dalam Karate – Do, digunakan pembedaan warna yang lebih
bervariasi, seperti penggunan warna putih, kuning, hijau, biru dan coklat untuk
“ kyu “.
Ide Jigoro Kano ini sangat menunjang motivasi murid –murid seni bela diri
untuk lebih keras berlatih dalam mengejar kemajuan untuk memperoleh kenaikan
kelas dengan perubahan warna sabuk setiap kenaikan tingkat. Hal ini terutama
bagi murid – murid seni bela diri kalangan remaja, untuk lebih mendorong
semangat mereka dalam berlatih. Sistem Kyu – Dan dengan pembedaan warna sabuk
itu, juga mengurangi rasa bosan bagi peserta latihan. Demikian juga dengan
adanya klasifikasi seperti itu, memperketat kedisiplinan dan menegaskan
hubungan “ kohai – sempai “, yunior dan señor. Keseluruhannya jelas
menghasilkan nilai positif bagi kemajuan murud – murid perguruan seni bela diri
tersebut.
Difaman klasik beberapa perguruan seni bela diri Jepang, menerapkan tiga
sertifikat bagi murid –muridnya.
1. Sertifikat pertama disebut “ shodan “,
yang berarti pemula
2. Sertifikat kedua disebut “ Chudan “, yang
berarti murid level menengah
3. Sertifikat terakhir disebut “ jodan “,
yang berarti tingkat atas, dimana mereka dianggap sudah melatih “ okuden “,
yaitu tradisi rahasia dari perguruannya.
Pada umumnya perguruan modern sudah tidak menggunakan sistem tingkatan
seperti itu yaitu : shodan, chudan dan jodan, melainkan hanya menerapkan sistem
KYU dan DAN.
Metode kuno lain dalam tradisi seni bela diri adalah menggunakan sistem
tingkatan yang dinamakan “ sistem Menkyo “. Sistem ini menggunakan tiga
tingkatan :
1. Tingkatan pemula
2. Tingkatan menengah yang dinamai “ kirikami
“. Tingkatan ini biasanya disandang oleh murid – murid setelah mengikuti
latihan selama satu hingga tiga tahun.
3. Tingkatan lanjutan yang dinamai “ mokuroku
“ disandang oleh murid yang telah tiga hingga lima tahun melatih teknik –
teknik perguruannya. Secara harfiah, “ mokuroku “ berarti : katalog dari sistem
“ waza “ ( teknik ).
Diberbagai perguruan, “ saiko
shihan “ atau “ chief instructor “ mempunyai kualifikasi sertifikat tersendiri
yang dinamakan : “ kaiden “. Pemegang sertifikat “ kaiden “ dianggap telah
menguasai seluruh ajaran dalam sistem aliran atau perguruannya, dan juga
memiliki kemampuan dan pengalaman melatih yang baik.
Dalam beberapa perguruan bela
diri tertentu, gelar “ kaiden “ hanya diberikan pada satu orang saja, sedangkan
pada beberapa perguruan bela diri lain ada yang memberikan sertifikat “ kaiden
“ pada lebih dari satu orang ( hingga 10 orang ).
Dibeberapa seni bela diri juga menggunakan gelar – gelar sebagai berikut :
1.
Taiso : “ Great Master “.
2.
Soshi : “ Head Teacher “.
3.
Doshu : “ Way Master “.
4.
Sosho : “ Master of An Art “.
5.
Kaiso : “ Opening Ancestor “.
6. Shodai :
“ Pendiri seni bela diri tertentu “, sama dengan “ Soke “.
7. Nidai soke
: “ Penerasi kedua dari “ Soke
“.
8. Sandai soke : “ Generasi ketiga dari Soke “.
II.
TINGKATAN DAN GELAR DALAM I.K.G.A
Di dalam IKGA, sesuai edaran Honbu IKGA Tokyo, mengguanakan sistem gelar
sebagai berikut :
Mudansha
|
Pemegang Kyu
|
Kohai
|
Yunior
|
Sempai
|
Senior
|
Kyoren
|
Pemegang DAN 3 yang bukan instruktur
|
Jun – Shidoin
|
Yunior instruktur pemegang DAN 2
|
Shido – In
|
Senior instruktur pemegang DAN 3
|
Jokyo
|
Secara harfiah berati : asisten master. Instruktur pemegang DAN 4
|
Sensei
|
Guru
|
Shihan
|
Master
|
Renshi
|
Gelar “ renshi “ sebagai simbol bahwa mereka telah mencapai tingkatan
pengendalian diri yang sempurna, level terendah minimal DAN 5 yang telah
lulus ujian sebagai renshi
|
Kyoshi
|
Gelar “ kyoshi “ sebagai simbol bahwa mereka telah mencapai tingkatan
kesempurnaan dalam diri mereka
( their inner perfection ), level terendah minimal DAN 7 yang telah
lulus ujian sebagai kyoshi
|
Hanshi
|
Level tertinggi DAN 8, sebagai simbol bahwa mereka telah mencapai
pengendalian spiritual, level terendah minimal DAN 8 yang telah lulus ujian
sebagai hanshi
|
Soke Shihan
|
Chief instructor ( orang nomer
satu di suatu perguruan )
|
Soke
|
Pendiri suatu aliran atau
perguruan. Chojun Miyagi adalah “ soke “ dari Goju – Ryu ; Gichin Funakoshi
adalah “ soke “ dari Shotokan
|
Kaicho
|
Presiden suatu organisasi, termaksuk organisasi seni bela diri
|
Kewenangan untuk memberikan ujian kenaikan tingkat juga ditentukan oleh “
honbu “ (markas besar) IKGA, sebagai berikut :
1. Jun – shidoin, hanya boleh menguji dan menaikkan murid paling
tinggi ke KYU 1.
2. Shidoin : hanya boleh menguji dan menaikkan murid paling tinggi ke DAN 1.
3. Jokyo : hanya boleh menguji dan menaikkan murid paling tinggi ke DAN II
4. Shidan : hanya boleh menguji dan menaikkan murid paling tinggi ke DAN III.
Sedangkan untuk menguji dan menaikkan ke tingkat DAN 4 ke atas, merupakan
kewenangan “ Saiko Shihan “ (boleh saja dilakukan oleh seorang “ Shihan “,
tetapi atas nama dan izin dari Saiko Shihan).
Masa setiap
tingkatan untuk dapat naik ke tingkatan lebih tinggi :
1.
Untuk ke DAN II harus telah
mengikuti latihan aktif di tingkatan DAN I minimal 2 tahun
2.
Untuk ke DAN III harus telah
mengikuti latihan aktif di tingkatan DAN II minimal 3 tahun.
3.
Untuk ke DAN IV harus telah
mengikuti latihan aktif di tingkatan DAN III minimal 4 tahun,
4.
Untuk ke DAN V harus telah
mengikuti latihan aktif di tingkatan DAN IV minimal 4 tahun.
5.
Untuk tingkatan DAN VI ke atas,
tergantung pada penilaian Saiko Shihan.
6.
Ketentuan di atas hanya boleh
dilanggar jika ada pengecualian khusus dari Saiko Shihan.
Dalam menilai setiap karateka IKGA dalam pemberian tingkatan dan meniali
kualitas tekniknya, penilaian dibedakan ke dalam dua kualifikasi divisi
karateka :
1. Divisi junior ( 15 tahun di bawahnya ).
2. Divisi senior ( 16 tahun atau di atasnya
).
Karateka dari kelompok / divisi yunior hanya boleh memegang tingkatan
maksimal DAN I.
Tingkatan Kyu – Dan dalam karate belum digunakan oleh “ soke angkatan I “,
seperti Chojun Miyagi, Gichin Funakoshi, dan lainnya. Tingkatan Kyu – Dan baru
diberikan pada “ soke angkatan II “, di dalam Goju – Ryu kepada Gogen
Yamaguchi.
Di okinawa, Chojun Miyagi digelari “ bushi magusuku “ ( “ gentleman warrior
“ ). Pada tahun 1951, Hanshi Gogen Yamaguchi menerima tingkatan Dan 10 dari
Chojun Miyagi. Dan pada tahun 1949, Dari Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi juga
mendapat gelar “ GOGEN “ yang konon berarti “ orang yang dipercayai “ untuk
melanjutkan pengembangan Goju – Ryu di seluruh Jepang. Hanshi Gogen Yamaguchi
mendapat penghargaan yang dikenal sebagai : “ Ranju – Hosho “ ( Blue Ribbon
Medal ) dari kaisar Jepang. Gelar “ the cat “ dari Gogen Yamaguchi belum
diketahui siapa yang pertam kali menggunakannya terhadap Yamaguchi.
Referensi : Kurikulum Dewan Guru Nasional Karate-Do Gojukai I.K.G.A Indonesia.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat bermanfaat 🙏
BalasHapus