Jumat, 22 April 2016

KATA PERGURUAN GOJUKAI I.K.G.A INDONESIA

KATA GOJU-RYU


(VERSI YAMAGUCHI GOJU-RYU)
I.K.G.A (International Karate-Do Gojukai Association).

Oleh :
SHIHAN PROF.DR. ACHMAD ALI, S.H, M.H
KYOSHI - DAN VII (NANA DAN) I.K.G.A


SHIBU-CHO  INDONESIA  I.K.G.A

Menurut Gogen Yamaguchi :

“ KATA is the expression of Karate-Do. This exercise has to be done by putting your spirit into it.  This is the resulting technique that the variation of offense and defense were composed of by the exercise of the basics. Basic movement and Tenshin-Do ,done on a fixed line of one particular movement....  Kata is an attitude of self-defense that is performed presuming the attack and defense from a fixed ’Embu-line’( is the fixed direction and angles of the body used when you performs a Kata or when you attack, defend and turn the body)... By strict practice, you learn to protect yourself from a hypothetical enemy. Structure the attack against a hypothetical enemy with meaningful defenses and effective counterattacks. Perform these moves individually with interpretation based on that theory. Moreover, the purpose of Go-Ju-Ryu KATA is not only to practice techniques  but also to train the body or gather your internal thoughts..  ”

Sistematika Kata Goju-Ryu terdiri dari empat pengelompokkan sebagai berikut :

A. FUKYU GATA atau JUNBI GATA  (KATA PERSIAPAN) :
1.      Taikyoku Jodan  I- II
2.      Taikyoku Chudan I- II
3.      Taikyoku Gedan I- II
4.      Taikyoku Kake Uke I- II
5.      Taikyoku Mawashi Uke I- II
6.      Taikyoki Kongo
7.      Geikisai I- II

B. KIHON GATA (KATA DASAR) :
8.      Sanchin
9.      Tensho
  
C. KAISHU GATA  (KATA TANGAN TERBUKA) :
10.  Saifa
11.  Seienchin
12.  Sanseru 
13.  Sisouchin
14.  Seisan
15.  Seipai
16.  Kururunfa
17.  Suparumpei (Pechurin)
  
D. TOKUTEI  GATA  (KATA YANG DIATUR SECARA LUARBIASA :
18.  Genkaku             
19.  Chikaku
20.  Tenkaku            
21. O-kaku

Di dalam kurikulum Goju-Ryu, semua kata tersebut di atas, yang jumlahnya 20 jenis, semuanya wajib (Shitei) dan tidak ada klasifikasi “Kata Pilihan” .

Berikut ini saya uraikan hal-hal yang penting dari masing-masing Kata Goju-Ryu.

TAIKYOKU  

Arti harfiahnya adalah “pelajaran pertama”.  (terdiri dari 5 jenis, yang merupakan Kata Persiapan (Preparatory Kata)  untuk karateka pemula, terdiri dari :
Taikyoku Jodan I.II, Taikyoku Chudan I.II, 
Taikyoku Gedan I.II, Taikyoku Kake Uke I.II dan Tai-Kyoku Mawashi
Uke I.II. Gerakannya sederhana sekali dibanding jenis Kata Goju lain.
Kata Taikyoku ini ciptaan Gogen Yamaguchi, Hanshi, (pendiri I.K.G.A/ International Karate-Do Gojukai Association) yang digubah terinspirasi oleh gerakan yang polanya menerapkan pola Tai Chi Chuen. Yang menggunakan pola huruf “H”.

Secara filosofis, menurut Gogen Yamaguchi bermakna : “perwujudan dari simbol makrokosmos, yang mencakupi  unsur “surga” dan “bumi” (enerji dan zat).

Di Shotokan juga pernah diciptakan Taikyoku versi Shotokan oleh pendiri Shotokan, Master Gichin Funakoshi. Taikyoku versi Goju-Ryu ciptaan Hanshi Gogen Yamaguchi menekankan gaya khas Goju seperti kuda-kuda  “Shiko Dachi” dan “Sanchin Dachi”, meskipun beberapa  gerakannya juga menggunakan “Zenkutsu Dachi”.

Teknik yang digunakan dalam Taikyoku Kata Goju-Ryu ini adalah :
1. Taikyoku Jodan :  Jodan Uke (atau “Uwa Uke”), dan Seiken Chudan Tsuki.
2. Taikyoku Chudan :    Chudan Yoko Uke dan Seiken  Chudan Tsuki.
3.  Taikyoku Gedan : Gedan Barai (Gedan Harai Otoshi Uke) dan Seiken Chudan Tsuki.
4. Taikyoku Kake Uke : Kake Uke, Mae Geri, Hiji Ate.
5. Taikyoku Mawashi Uke : Mawashi Uke, Yonhon Dosa Hiji Ate+ Uraken Uchi + Tetsui Uchi + Seiken Chudan Gyaku Tsuki.

GEIKISAI     

Terdiri dari Geikisai I.II, dan diciptakan pada tahun 1940-an oleh Shihan Chojun Miyagi (pendiri Goju-Ryu). Menurut sejarah, sebenarnya Chojun Miyagi merencanakan akan menciptakan 10 jenis Geikisai, tetapi ajal tidak menanti hingga obsesi Miyagi terwujud.  Sebelum Geikisai I.II ini diciptakan oleh Miyagi, maka sebagai “Kata Persiapan”, Miyagi mengajarkan pada murid-muridnya tiga jenis Kata Shuri-Te, yaitu  “Naihanchi” ( Gichin Funakoshi,pendiri Shotokan menamakannya Tekki), terdiri dari Naihanchi I,II dan III. Tetapi setelah Geikisai I.II tercipta, Kata Naihanchi sudah tidak dimasukkan dalam kurikulum Goju-Ryu hingga kini.

Geikisai berarti “smash and destroy” ( menabrak dan menghancurkan).
Geikisai bisa dikatakan sari dari Taikyoku Kata, karena semua teknik yang ada di dalam Taikyoku Kata, terangkum dalam Geikisai I.II, ditambah dengan teknik “De Ashi Barai” dan “Shuto Uchi” , serta “Morote Tsuki” yang belum digunakan dalam Kata Taikyoku.
                       
SANCHIN      

yang secara harfiah bermakna “tiga pertempuran “, merupakan Kata Dasar yang sangat utama di dalam Goju-Ryu, yang menggabungkan antara  :
1. Latihan bentuk dan teknik yang empurna,
2. Latihan penafasan Ibuki;
3. Latihan mengencangkan seluruh otot yang terdapat dalam tubuh secara maksimal.
4. Dilakukan dengan spirit yang penuh sehingga saat memainkan Kata   

Sanchin’tidak boleh tampak sesedikitpun kelemahan. Sehingga dikatakan bahwa Sanchin Kata adalah “Go” (keras) itu sendiri.  Sanchin Kata ini merupakan warisan dari Seni Bela Diri Cina yang diperkenalkan di Okinawa oleh Master-master Karate Okinawa.

Di dalam Goju-Ryu, Kata Sanchin merupakan simbol “GO” atau “keras”.  Yang dimaksud 3 pertempuran di sini tidak menunjuk pada pertempuran  fisik, melainkan pertempuran internal antara; tubuh fisik, pikiran dan spirit melalui keinginan (“will”) 

Butir-butir terpenting yang mutlak dilakukan dalam memainkan Kata Sanchin;
1. Mata harus memandang lurus ke depan,
2. Dagu diangkat tetapi tidak mendongak,
3. Pundak dijaga tetap rendah, jangan diangkat,
4. Dada tetap terbuka dan otot perut ditegangkan,
5. Siku, pada saat dalam posisi Morote Chudan Yoko Uke, jaraknya satu kepal dari sisi tubuh.
6. Jaga agar tinju tetap terkepal erat, jangan longgar.
7. Kencangkan otot pantat (anus),
8. Kencangkan otot bokong dan otot paha dalam;
9. Lutut dibengkokkan dalam posisi “Sanchin Dachi”,
10.  Pada saat berdiri dalam “Sanchin Dachi”, kedua kaki ditekan kuat-kuat ke lantai seolah-olah akan menerobos masuk ke tanah.
11. “Tanden” (perut bagian bawah) tak pernah kendor dan senantiasa menyalurkan tenaga ke seluruh bagian tubuh melalui penegangan otot.
12. Pernafasan yang digunakan adalah “ikibuki”, yaitu pernafasan dengan menggunakan dada dan perut bagian bawah. Jangan meninggikan pundak waktu bernafas.Kaki atau tubuh tubuh jangan naik-turun waktu melakukan pernafasan.
13. Pikiran sepenuhnya “kosong”.
14. Tak boleh ada sedetikpun otot,semangat dan pikiran Anda kendor.

Ada prinsip dalam Kata Sanchin :

“ Put power in the belly”  (letakkan tenaga Anda dalam perut Anda) atau “Strain the belly”  (tegangkan perut). Ini berarti Anda harus menggabungkan antara anus dan diafragma melalui suatu garis langsung dan membayangkan suatu situasi seolah-olah  antara keduanya saling tarik menarik.

Gerakan dalam Kata Sanchin seluruhnya adalah gerakan “muchimi” yaitu gerakan perlahan tetapi bertenaga penuh.

Kata Sanchin berfungsi sebagai mempersiapkan fondasi bagi keseluruhan latihan Goju-Ryu Karate-do, mencakupi bagaimana menegangkan otot-otot dalam posisi berdiri, untuk menangkis, untuk meninju, untuk melatih kemampuan menahan suatu serangan tertentu.
Metode pernafasan yang digunakan dalam Kata Sanchin digunakan untuk mengharmoniskan organ-organ tubuh bagian dalam dan otot-otot serta mengubah spirit Anda ke suatu keadaan kehampaan, yang diistilahkan “Ritsuzen-ho” (Zen dalam posisi berdiri).

Hal yang penting bagi latihan Kata Sanchin adalah bahwa Kata Sanchin tidak dimaksudkan untuk  tujuan peragaannya, melainkan untuk melatih diri Anda sendiri , sehingga jika Anda buyar konsentrasi sedetikpun dalam memainkan Kata Sanchin, maka latihan Kata Sanchin  yang Anda mainkan itu sudah tidak ada manfaatnya lagi.

Meskipun kesempurnaan adalah mustahil bagi makhluk, tetapi di dalam memainkan Kata Sanchin, Anda harus bergerak sesempurna mungkin yang Anda mungkinkan, yaitu sempurna gerakan tangan, sempurna kuda-kuda, sempurna penegangan otot, sempurna pernafasan dan sempurna pengoptimalan semangat.

Gogen Yamaguchi menegaskan, bukan “suara raungan aneh” itu yang penting, karena dengan “raungan aneh” tanpa konsentrasi dan optimalisasi semua unsur tersebut di atas, maka latihan Sanchin yang Anda lakukan tak ada manfaatnya, kecuali sekadar gerak-badan belaka. “Inner power” (tenaga dalam) yang berhasil dicapai oleh Master-master Karate di Okinawa dan Jepang tempo dulu, takkan pernah Anda capai.

Gogen Yamaguchi menegaskan “bukan otot yang besar yang Anda butuhkan, tetapi otot yang terlatih”, dan salah satu latihannya melalui Kata Sanchin.

Teknik yang digunakan dalam Kata Sanchin adalah :
1. Seiken Tsuki,
2. Chudan Yoko Uke
3. Morote Chudan Yoko Uke
4. Mawashi Uke
5. Morote Teisho Tsuki
6. Morote Nukite Tsuki

TENSHO       

Secara harfiah ada yang berpendapat berarti “libatan tangan” (Ten =  rotasi, Sho= tangan). Arti lainnya “lambaian-tangan”(”flowing hands”) diciptakan oleh Shihan Chojun Miyagi (pendiri Goju-Ryu) yang diadopsi dari Kata “Rokishu” yang diambil  dari sebuah buku kuno yang dibawanya dari Cina, yaitu “Bubishi”. Kalau Sanchin dimaksudkan menggantikan latihan  “ritsuzen” (zen dalam posisi berdiri) maka Tensho semula dimaksudkan untuk  menggantikan latihan ”zazen” (zen dalam posisi duduk). Meskipun dalam realitasnya, Tensho juga dilakukan dalam posisi berdiri. Di dalam Goju-Ryu, Kata Tensho merupakan simbol dari “JU” atau “Lunak”.

Memainkan Tensho benar-benar butuh kombinasi yang terkonsentrasi penuh antara “the hard dynamic tension” yang diwujudkan dengan pernafasan “ibuki” sebagai simbol “Go”, dan gerakan lambaian lembut tangan sebagai simbol “Ju”. Semangat tempur (“fightin spirit”) mengalir dari dalam tubuh, tidak muncul. “Fighting spirit” itu tersembunyi di suatu bagian di dalam tubuh Anda, menanti untuk menjelma dalam gerakan-gerakan melingkar tangan      Anda dalam Kata Tensho.

Tensho juga dinamakan “Kata Pertahanan” yang bersifat lebih defensif ketimbang ofensif. Gerakan-gerakannya melingkar dengan menggunakan  teknik tangan dalam keadaan terbuka,tidak terkepal seperti Sanchin Kata. Tangkisan dilakukan dengan putaran pergelangan tangan Anda ,dengan mana Anda membelokkan kekuatan lawan Anda ke arah posisi yang menguntungkan Anda. Pembelaan dilakukan dengan menemukan titik lemah lawan dan melakukan serangan balasan.

Di dalam gerakan Tensho, banyak di antaranya yang mencerminkan efek dari garis melingkar. Postur “Ju” dikombinasikan dengan gerakan-gerakan garis lurus dari “Go”.

Jika Anda menggunakan tenaga “Go” yang berwujud “gerakan garis lurus” untuk menghadapi serangan klawan, maka Anda harus mempunyai tenaga yang melebihi tenaga lawan atau minimal sama dengan tenaga lawan. Tetapi jika Anda menghadapi serangan lawan   dengan menggunakan “gerakan garis melingkar” dari :”Ju”, maka `Anda cukup menggunakan tenaga kecil. Hal ini sama dengan prinsip katrol. Kapan Anda mengangkat sesuatu ke atas, Anda membutuhkan tidak terlalu banyak tenaga jika Anda menggunakan banyak katrol. Tentu akan berbeda kapan Anda menggunakan seluruh katrol, dengan kalau hanya menggunakan   sebagian katrol, atau dua di antaranya saja. Inilah teori katrol.

Kata Tensho mengajarkan hal yang penting baik tentang Ikibuki, maupun tentang gerakan-gerakan tubuh dan gerakan-gerakan bertenaga. Pada dasarnya, penggunaan Ikibuki dalam Tensho adalah sama dengan penggunaan  Ikibuki dalam Sanchin, namun demikian, Ikibuki dalam Tensho, diwujudkan melalui kombinasi gerakan-gerakan indah bertenaga dari tangan yang menunjukkan kekuatan “Go” dan kekuatan dalam yang  tersembunyi yaitu “Ju”. Untuk melatih gerakan melingkar tangan dalam Tensho, dibutuhkan banyak latihan “Kote Kitae” dan “Kakete Kitae”, karena bukan hanya latihan gerakan pergelangannya yang perlu, melainkan juga melatih kekuatan penegangan pergelangan.
                         
SAIFA

Secara harfiah berarti “smash and tear” ( menabrak dan mencabik).  Diadopsi dari “Tinju Bangau Putih” di Cina melalui Master Ryu Ryuko pada muridnya  Master Kanryu Higashionna atau Higanuma, Maha Guru Naha-Te.  Kemudian dimodifikasi secara bertahap  oleh : Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi dan Goshi Yamaguchi.

SEIENCHIN     

Secara harfiah berarti “to pull in and battle” ( menarik dam bertempur), ada juga yang memaknakannya “menaklukkan”. Ada lagi yang menerjemahkanya : “silently marching far” ( berbaris jauh secara diam-diam) . Kata Seienchin  adalah termasuk kelompok “Kata Macan” (Tora no Kata)  yang diadopsi dari Seni Bela Diri Hsing-I  Cina  oleh Master Kanryo Higashionna atau Higanuma, Maha Guru Naha-Te yang hidup 1845-1916. Kemudian dimodifikasi secara bertahap  oleh : Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi dan Goshi  Yamaguchi.

SEIPAI

Diadopsi dari Cina  oleh Kanryo Higashionna alias Higanuma,Maha Guru Nahate, yang hidup 1845- 1916,dengan nama : SEPAI.  Kemudian dimodifikasi secara bertahap  oleh : Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi dan Goshi Yamaguchi. Di BahasaJepangkan menjadi : SEIPAI.

Perkembangan terakhir muncul SEIPAI pertandingan. Di Korea, Seipai diadopsi dan dinamai: SIPPAI. Dalam seni bela diri Cina klasik, Seipai dikategorikan sebagai salah  satu kata kelompok macan, bersama Seienchin dan Seisan. Dalam sistematika IKGA, Seipai termasuk satu di antara KAISHU GATA.

Seipai secara harfiah berarti 18. Angka 18 itu adalah hasil perkalian 6 x 3. Bilangan 6 itu menunjukkan 6 unsur ;
1. Warna,
2. Suara,
3. Rasa,
4. Cita,
5. Sentuhan,
6. Keadilan.

Sedangkan bilangan 3 menunjukkan 3 unsur:
1. Kebaikan,
2. Keburukan,
3. Perdamaian.
                             
Kata Seipai ini sungguh-sungguh Kata yang memperagakan spirit dari Goju-Ryu yang merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan lunak, teknik-teknik melingkar (“prinsip “Ju”) dan gerakan-gerakan keras `(“prinsip “Go”). Master-master Goju-Ryu Okinawa sering mengatakan bahwa Seipai adalah didasarkan pada teknik-teknik bangau .

SANSERU    
     
Secara harfiah berarti “36”. Simbol “36” itu merupakan hasil perkalian 6 x 6. Adapun 6 kelompok pertama mengandung arti 6 unsur; mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan semangat. Sedangkan 6 kelompok kedua mengandung arti 6 unsur; warna, suara, selera, rasa, sentuhan dan keadilan. Kata Sanseru ini merupakan kelompok  “kata naga”.

Diadopsi dari Cina  oleh Master Kanryo Higashionna atau Higanuma, Maha Guru Naha-Te yang hidup 1845-1916. Kemudian dimodifikasi secara bertahap  oleh : Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi dan Goshi  Yamaguchi.

Menurut Gogen Yamaguchi Hanshi, dulunya dalam Kata Sanseru terdapat gerakan “NIDAN GERI”, yang dalam Sanseru versi modern telah diganti menjadi hanya gerakan “MAE GERI”. Tetapi menurut Gogen Yamaguchi, setiap karateka yang memainkan gerakan MAEGERI yang menggantikan NIDAN GERI, harus tetap menyadari bahwa yang dilakukannya adalah pengganti gerakan yang dulunya NIDAN GERI.

SISOCHIN       
  
Secara harfiah berarti “Pertarungan Empat Penjuru”.
Merupakan kelompok “Kata Belalang”.

Diadopsi dari Cina melalui Master Ryu Ryuko pada muridnya  Master Kanryo Higashionna atau Higanuma, Maha Guru Naha-Te. Kemudian dimodifikasi secara bertahap  oleh : Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi dan Goshi Yamaguchi.

SEISAN    
          
“13” adalah makna harfiah dari kata yang termasuk dalam Kelompok “Kata Macan” ini. Angka “13” adalah angka utama dan di Cina merupakan “angka kebahagiaan dan keberuntungan”.

Di Shuri-Te, Kata ini dinamakan  “Hangetsu”,tetapi dengan gerakan yang  tidak lagi persis sama dengan Seisan, karena baik Seisan maupun Hangetsu diadopsi dari Cina, tetapi Shuri-Te dan Naha-Te memodifikasinya dengan gaya masing-masing.
Ciri khas dari Seisan versi Goju-Ryu adalah menekankan latihan pertarungan jarak pendek dengan menggunakan banyak pukulan jarak pendek dan tendangan jarak dekat seperti tendangan ke arah bawah (“Kansetsu Geri”).

KURURUNFA     

Makna harfiahnya adalah : “Ku” (long), “Ru” (hold) dan “Fa” (break). Tetapi secara filosofis dimaknakan sebagai : “Perdamaian selalu ,hentikan serangan”( “forever peacefulness,stops tearing”. Gerakan “Sabaki” merupakan kunci penting dalam Kata Kururunfa, Di mana terdapat 3 jenis gerak Sabaki dalam Kururunfa, yaitu :
1.                           Bergerak ke samping
2.                           Zig-zag sabaki
3.                           Putaran pinggul.
Semuanya harus digerakkan dalam kecepatan tinggi dan gesit. Kata ini diadopsi dari Cina dan diajarkan oleh Master Ryu Ruko kepada muridnya Kanryo Higashionna, yang kemudian mengajarkannya pada muridnya  Master Chojun Miyagi.

SUPARUMPEI      

Atau dikenal dengan nama lain “Pechurin”, mempunyai makna Harfiah sebagai “108”. Angka 108 ini bertalian dengan ajaran Budha yang meyakini adanya 108 setan, karena itu di Kuil-kuil Budha, setisp tanggal 31 Desember dilakukan pemukulan bel untuk mengusir 108 setan itu.  Itu satu pendapat.

Pendapat lain, menganggap 108 menunjukkan adanya 108 titik lemah dalam tubuh manusia. Ada lagi yang berpendapat bahwa angka 108 menunjukkan 108 Shihan yang secara bersama-sama menciptakan Kata Suparumpei ini. Yang paling masuk akal adalah bahwa angka 108 merupakan hasil perkalian 36 x 3. Dan 36 adalah hasil perkalian 6x6. Angka 6 pertama  berarti mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan semangat. Lalu 6 berikut berarti unsur warna, suara, rasa, cita, sentuhan dan keadilan. Adapun angka 3 adalah simbol dari masa lalu, masa kini dan masa depan.

Suparumpei adalah salah satu Kata terpanjang di Goju-Ryu,dan konon dulunya ada 3 jenis Kata Suparunpei, yaitu Suparumpei Jodan, Suparumpei Chudan dan Suparumpei Gedan.

GENKAKU, CHIKAKU, TENKAKU ,OHKAKU,  

Keempatnya digolongkan ke dalam “Tokutei Kata” (Kata yang diciptakan secara sangat istimewa). diciptakan oleh Master Gogen Yamaguchi. Genkaku dicptakan pada tahun 1978, sedangkan Chikaku, Tenkaku dan Ohkaku diciptakan oleh Gogen Yamaguchi pada tahun 1980-an.

Genkaku berarti Keahlian Bangau, Chikaku berarti Bumi Bangau, Tenkaku berarti Langit Bangau dan Ohkaku berarti Bangau Kuning. Keempatnya merupakan Kata Tertinggi dalam Goju-Ryu  Yamaguchi (I.K.G.A).

Referensi : Kurikulum Karate-Do Gojukai Indonesia Tahun 2003

1 komentar:

THE ENERGY of THE GOJUKAI KARATE-DO

  The Energy of The Gojukai Karate-Do   Introduction Karate-Do, born from the noble culture of Japanese society, has been developed by...