KATA
GOJU-RYU
(VERSI YAMAGUCHI
GOJU-RYU)
I.K.G.A
(International Karate-Do Gojukai Association).
Oleh :
SHIHAN PROF.DR. ACHMAD ALI, S.H, M.H
KYOSHI - DAN VII (NANA DAN) I.K.G.A
Menurut Gogen Yamaguchi :
“
KATA is the expression of Karate-Do. This
exercise has to be done by putting your spirit into it. This is
the resulting technique that the variation of offense and defense were composed
of by the exercise of the basics. Basic movement and Tenshin-Do ,done on a
fixed line of one particular movement....
Kata is an attitude of self-defense that is performed presuming the
attack and defense from a fixed ’Embu-line’( is the fixed direction and angles
of the body used when you performs a Kata or when you attack, defend and turn
the body)... By strict practice, you learn to protect yourself from a
hypothetical enemy. Structure the attack against a hypothetical enemy with
meaningful defenses and effective counterattacks. Perform these moves
individually with interpretation based on that theory. Moreover, the purpose of
Go-Ju-Ryu KATA is not only to practice techniques but also to train the body or gather your
internal thoughts.. ”
Sistematika Kata
Goju-Ryu terdiri dari empat pengelompokkan sebagai berikut :
A. FUKYU GATA atau JUNBI GATA (KATA PERSIAPAN) :
1. Taikyoku Jodan
I- II
2. Taikyoku Chudan I- II
3. Taikyoku Gedan I- II
4. Taikyoku Kake Uke I- II
5. Taikyoku Mawashi Uke I- II
6. Taikyoki Kongo
7. Geikisai I- II
B. KIHON
GATA (KATA DASAR) :
8. Sanchin
9. Tensho
C. KAISHU GATA (KATA
TANGAN TERBUKA) :
10. Saifa
11. Seienchin
12. Sanseru
13. Sisouchin
14. Seisan
15. Seipai
16. Kururunfa
17. Suparumpei (Pechurin)
D. TOKUTEI GATA (KATA YANG DIATUR SECARA LUARBIASA :
18. Genkaku
19. Chikaku
20. Tenkaku
21. O-kaku
Di dalam kurikulum Goju-Ryu, semua kata tersebut di
atas, yang jumlahnya 20 jenis, semuanya wajib (Shitei) dan tidak ada
klasifikasi “Kata Pilihan” .
Berikut ini saya uraikan hal-hal yang penting
dari masing-masing Kata Goju-Ryu.
TAIKYOKU
Arti harfiahnya adalah “pelajaran pertama”. (terdiri dari 5 jenis, yang merupakan Kata
Persiapan (Preparatory Kata) untuk
karateka pemula, terdiri dari :
Taikyoku Jodan I.II, Taikyoku Chudan I.II,
Taikyoku Gedan I.II, Taikyoku Kake Uke I.II dan
Tai-Kyoku Mawashi
Uke I.II. Gerakannya sederhana sekali dibanding
jenis Kata Goju lain.
Kata Taikyoku ini ciptaan Gogen Yamaguchi,
Hanshi, (pendiri I.K.G.A/ International Karate-Do Gojukai Association) yang
digubah terinspirasi oleh gerakan yang polanya menerapkan pola Tai Chi Chuen. Yang
menggunakan pola huruf “H”.
Secara filosofis, menurut Gogen Yamaguchi
bermakna : “perwujudan dari simbol makrokosmos, yang mencakupi unsur “surga” dan “bumi” (enerji dan zat).
Di Shotokan juga pernah diciptakan Taikyoku versi
Shotokan oleh pendiri Shotokan, Master Gichin Funakoshi. Taikyoku versi
Goju-Ryu ciptaan Hanshi Gogen Yamaguchi menekankan gaya khas Goju seperti
kuda-kuda “Shiko Dachi” dan “Sanchin
Dachi”, meskipun beberapa gerakannya
juga menggunakan “Zenkutsu Dachi”.
Teknik yang digunakan dalam Taikyoku Kata
Goju-Ryu ini adalah :
1. Taikyoku Jodan : Jodan Uke (atau “Uwa Uke”), dan Seiken Chudan
Tsuki.
2. Taikyoku Chudan : Chudan Yoko Uke dan Seiken Chudan Tsuki.
3. Taikyoku Gedan : Gedan Barai
(Gedan Harai Otoshi Uke) dan Seiken Chudan Tsuki.
4. Taikyoku Kake Uke : Kake Uke,
Mae Geri, Hiji Ate.
5. Taikyoku Mawashi Uke : Mawashi
Uke, Yonhon Dosa Hiji Ate+ Uraken Uchi + Tetsui Uchi + Seiken Chudan Gyaku
Tsuki.
GEIKISAI
Terdiri dari Geikisai I.II, dan diciptakan pada
tahun 1940-an oleh Shihan Chojun Miyagi (pendiri Goju-Ryu). Menurut sejarah,
sebenarnya Chojun Miyagi merencanakan akan menciptakan 10 jenis Geikisai,
tetapi ajal tidak menanti hingga obsesi Miyagi terwujud. Sebelum Geikisai I.II ini diciptakan oleh
Miyagi, maka sebagai “Kata Persiapan”, Miyagi mengajarkan pada murid-muridnya
tiga jenis Kata Shuri-Te, yaitu “Naihanchi”
( Gichin Funakoshi,pendiri Shotokan menamakannya Tekki), terdiri dari Naihanchi
I,II dan III. Tetapi setelah Geikisai I.II tercipta, Kata Naihanchi sudah tidak
dimasukkan dalam kurikulum Goju-Ryu hingga kini.
Geikisai berarti “smash and destroy” ( menabrak
dan menghancurkan).
Geikisai bisa dikatakan sari dari Taikyoku Kata,
karena semua teknik yang ada di dalam Taikyoku Kata, terangkum dalam Geikisai
I.II, ditambah dengan teknik “De Ashi Barai” dan “Shuto Uchi” , serta “Morote
Tsuki” yang belum digunakan dalam Kata Taikyoku.
SANCHIN
yang secara harfiah bermakna “tiga pertempuran “,
merupakan Kata Dasar yang sangat utama di dalam Goju-Ryu, yang menggabungkan
antara :
1. Latihan bentuk dan teknik yang empurna,
2. Latihan penafasan Ibuki;
3. Latihan mengencangkan seluruh otot yang terdapat dalam tubuh secara
maksimal.
4. Dilakukan dengan spirit yang penuh sehingga saat memainkan Kata
Sanchin’tidak boleh tampak sesedikitpun
kelemahan. Sehingga dikatakan bahwa Sanchin Kata adalah “Go” (keras) itu
sendiri. Sanchin Kata ini merupakan
warisan dari Seni Bela Diri Cina yang diperkenalkan di Okinawa oleh
Master-master Karate Okinawa.
Di dalam Goju-Ryu, Kata Sanchin merupakan simbol
“GO” atau “keras”. Yang dimaksud 3
pertempuran di sini tidak menunjuk pada pertempuran fisik, melainkan pertempuran internal antara;
tubuh fisik, pikiran dan spirit melalui keinginan (“will”)
Butir-butir terpenting yang mutlak dilakukan
dalam memainkan Kata Sanchin;
1. Mata harus memandang lurus ke depan,
2. Dagu diangkat tetapi tidak mendongak,
3. Pundak dijaga tetap rendah, jangan diangkat,
4. Dada tetap terbuka dan otot perut ditegangkan,
5. Siku, pada saat dalam posisi Morote Chudan Yoko Uke, jaraknya satu kepal
dari sisi tubuh.
6. Jaga agar tinju tetap terkepal erat, jangan longgar.
7. Kencangkan
otot pantat (anus),
8. Kencangkan otot bokong dan otot paha dalam;
9. Lutut dibengkokkan dalam posisi “Sanchin Dachi”,
10. Pada saat berdiri dalam “Sanchin Dachi”, kedua kaki ditekan kuat-kuat ke
lantai seolah-olah akan menerobos masuk ke tanah.
11. “Tanden” (perut bagian bawah) tak pernah kendor dan senantiasa
menyalurkan tenaga ke seluruh bagian tubuh melalui penegangan otot.
12. Pernafasan yang digunakan adalah “ikibuki”, yaitu pernafasan dengan
menggunakan dada dan perut bagian bawah. Jangan meninggikan pundak waktu
bernafas.Kaki atau tubuh tubuh jangan naik-turun waktu melakukan pernafasan.
13. Pikiran
sepenuhnya “kosong”.
14. Tak boleh ada sedetikpun otot,semangat dan pikiran Anda kendor.
Ada prinsip dalam Kata Sanchin :
“ Put power in the belly” (letakkan
tenaga Anda dalam perut Anda) atau “Strain
the belly” (tegangkan perut). Ini berarti Anda harus
menggabungkan antara anus dan diafragma melalui suatu garis langsung dan
membayangkan suatu situasi seolah-olah
antara keduanya saling tarik menarik.
Gerakan dalam Kata Sanchin seluruhnya adalah
gerakan “muchimi” yaitu gerakan perlahan tetapi bertenaga penuh.
Kata Sanchin berfungsi sebagai mempersiapkan
fondasi bagi keseluruhan latihan Goju-Ryu Karate-do, mencakupi bagaimana
menegangkan otot-otot dalam posisi berdiri, untuk menangkis, untuk meninju,
untuk melatih kemampuan menahan suatu serangan tertentu.
Metode pernafasan yang digunakan dalam Kata
Sanchin digunakan untuk mengharmoniskan organ-organ tubuh bagian dalam dan
otot-otot serta mengubah spirit Anda ke suatu keadaan kehampaan, yang
diistilahkan “Ritsuzen-ho” (Zen dalam posisi berdiri).
Hal yang penting bagi latihan Kata Sanchin adalah
bahwa Kata Sanchin tidak dimaksudkan untuk
tujuan peragaannya, melainkan untuk melatih diri Anda sendiri , sehingga
jika Anda buyar konsentrasi sedetikpun dalam memainkan Kata Sanchin, maka
latihan Kata Sanchin yang Anda mainkan
itu sudah tidak ada manfaatnya lagi.
Meskipun kesempurnaan adalah mustahil bagi
makhluk, tetapi di dalam memainkan Kata Sanchin, Anda harus bergerak sesempurna
mungkin yang Anda mungkinkan, yaitu sempurna gerakan tangan, sempurna
kuda-kuda, sempurna penegangan otot, sempurna pernafasan dan sempurna pengoptimalan
semangat.
Gogen Yamaguchi menegaskan, bukan “suara raungan
aneh” itu yang penting, karena dengan “raungan aneh” tanpa konsentrasi dan
optimalisasi semua unsur tersebut di atas, maka latihan Sanchin yang Anda
lakukan tak ada manfaatnya, kecuali sekadar gerak-badan belaka. “Inner power”
(tenaga dalam) yang berhasil dicapai oleh Master-master Karate di Okinawa dan
Jepang tempo dulu, takkan pernah Anda capai.
Gogen Yamaguchi menegaskan “bukan otot yang besar
yang Anda butuhkan, tetapi otot yang terlatih”, dan salah satu latihannya
melalui Kata Sanchin.
Teknik yang digunakan dalam Kata Sanchin adalah :
1. Seiken Tsuki,
2. Chudan Yoko
Uke
3. Morote Chudan
Yoko Uke
4. Mawashi Uke
5. Morote Teisho
Tsuki
6. Morote Nukite
Tsuki
TENSHO
Secara harfiah ada yang berpendapat berarti “libatan
tangan” (Ten = rotasi, Sho= tangan).
Arti lainnya “lambaian-tangan”(”flowing hands”) diciptakan oleh Shihan Chojun
Miyagi (pendiri Goju-Ryu) yang diadopsi dari Kata “Rokishu” yang diambil dari sebuah buku kuno yang dibawanya dari Cina,
yaitu “Bubishi”. Kalau Sanchin dimaksudkan menggantikan latihan “ritsuzen” (zen dalam posisi berdiri) maka
Tensho semula dimaksudkan untuk
menggantikan latihan ”zazen” (zen dalam posisi duduk). Meskipun dalam
realitasnya, Tensho juga dilakukan dalam posisi berdiri. Di dalam Goju-Ryu,
Kata Tensho merupakan simbol dari “JU” atau “Lunak”.
Memainkan Tensho benar-benar butuh kombinasi yang
terkonsentrasi penuh antara “the hard dynamic tension” yang diwujudkan dengan
pernafasan “ibuki” sebagai simbol “Go”, dan gerakan lambaian lembut tangan
sebagai simbol “Ju”. Semangat tempur (“fightin spirit”) mengalir dari dalam
tubuh, tidak muncul. “Fighting spirit” itu tersembunyi di suatu bagian di dalam
tubuh Anda, menanti untuk menjelma dalam gerakan-gerakan melingkar tangan Anda dalam Kata Tensho.
Tensho juga dinamakan “Kata Pertahanan” yang
bersifat lebih defensif ketimbang ofensif. Gerakan-gerakannya melingkar dengan
menggunakan teknik tangan dalam keadaan
terbuka,tidak terkepal seperti Sanchin Kata. Tangkisan dilakukan dengan putaran
pergelangan tangan Anda ,dengan mana Anda membelokkan kekuatan lawan Anda ke
arah posisi yang menguntungkan Anda. Pembelaan dilakukan dengan menemukan titik
lemah lawan dan melakukan serangan balasan.
Di dalam gerakan Tensho, banyak di antaranya yang
mencerminkan efek dari garis melingkar. Postur “Ju” dikombinasikan dengan
gerakan-gerakan garis lurus dari “Go”.
Jika Anda menggunakan tenaga “Go” yang berwujud
“gerakan garis lurus” untuk menghadapi serangan klawan, maka Anda harus
mempunyai tenaga yang melebihi tenaga lawan atau minimal sama dengan tenaga
lawan. Tetapi jika Anda menghadapi serangan lawan dengan menggunakan “gerakan garis melingkar”
dari :”Ju”, maka `Anda cukup menggunakan tenaga kecil. Hal ini sama dengan prinsip
katrol. Kapan Anda mengangkat sesuatu ke atas, Anda membutuhkan tidak terlalu
banyak tenaga jika Anda menggunakan banyak katrol. Tentu akan berbeda kapan
Anda menggunakan seluruh katrol, dengan kalau hanya menggunakan sebagian katrol, atau dua di antaranya saja.
Inilah teori katrol.
Kata Tensho mengajarkan hal yang penting baik
tentang Ikibuki, maupun tentang gerakan-gerakan tubuh dan gerakan-gerakan
bertenaga. Pada dasarnya, penggunaan Ikibuki dalam Tensho adalah sama dengan
penggunaan Ikibuki dalam Sanchin, namun
demikian, Ikibuki dalam Tensho, diwujudkan melalui kombinasi gerakan-gerakan
indah bertenaga dari tangan yang menunjukkan kekuatan “Go” dan kekuatan dalam
yang tersembunyi yaitu “Ju”. Untuk
melatih gerakan melingkar tangan dalam Tensho, dibutuhkan banyak latihan “Kote
Kitae” dan “Kakete Kitae”, karena bukan hanya latihan gerakan pergelangannya
yang perlu, melainkan juga melatih kekuatan penegangan pergelangan.
SAIFA
Secara harfiah berarti “smash and tear” ( menabrak dan mencabik). Diadopsi dari “Tinju Bangau Putih” di Cina
melalui Master Ryu Ryuko pada muridnya
Master Kanryu Higashionna atau Higanuma, Maha Guru Naha-Te. Kemudian dimodifikasi secara bertahap oleh : Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi dan
Goshi Yamaguchi.
SEIENCHIN
Secara harfiah berarti “to pull in and battle” ( menarik dam bertempur),
ada juga yang memaknakannya “menaklukkan”. Ada lagi yang menerjemahkanya : “silently marching far” ( berbaris jauh
secara diam-diam) . Kata
Seienchin adalah termasuk kelompok “Kata
Macan” (Tora no Kata) yang diadopsi dari
Seni Bela Diri Hsing-I Cina oleh Master Kanryo Higashionna atau Higanuma,
Maha Guru Naha-Te yang hidup 1845-1916. Kemudian dimodifikasi secara
bertahap oleh : Chojun Miyagi, Gogen
Yamaguchi dan Goshi Yamaguchi.
SEIPAI
Diadopsi dari Cina oleh Kanryo
Higashionna alias Higanuma,Maha Guru Nahate, yang hidup 1845- 1916,dengan nama
: SEPAI. Kemudian dimodifikasi secara
bertahap oleh : Chojun Miyagi, Gogen
Yamaguchi dan Goshi Yamaguchi. Di BahasaJepangkan menjadi : SEIPAI.
Perkembangan terakhir muncul SEIPAI pertandingan. Di Korea, Seipai diadopsi dan dinamai: SIPPAI. Dalam seni
bela diri Cina klasik, Seipai dikategorikan sebagai salah satu kata kelompok macan, bersama Seienchin
dan Seisan. Dalam sistematika IKGA, Seipai termasuk satu di antara KAISHU GATA.
Seipai secara harfiah berarti 18. Angka 18 itu adalah hasil perkalian 6 x
3. Bilangan 6 itu menunjukkan 6 unsur ;
1. Warna,
2. Suara,
3. Rasa,
4. Cita,
5. Sentuhan,
6. Keadilan.
Sedangkan bilangan 3 menunjukkan 3 unsur:
1. Kebaikan,
2. Keburukan,
3. Perdamaian.
Kata Seipai ini sungguh-sungguh Kata yang memperagakan spirit dari Goju-Ryu
yang merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan lunak, teknik-teknik melingkar
(“prinsip “Ju”) dan gerakan-gerakan keras `(“prinsip “Go”). Master-master
Goju-Ryu Okinawa sering mengatakan bahwa Seipai adalah didasarkan pada
teknik-teknik bangau .
SANSERU
Secara harfiah berarti “36”. Simbol “36” itu merupakan hasil perkalian 6 x
6. Adapun 6 kelompok pertama mengandung arti 6 unsur; mata, telinga, hidung,
lidah, tubuh dan semangat. Sedangkan 6 kelompok kedua mengandung arti 6 unsur;
warna, suara, selera, rasa, sentuhan dan keadilan. Kata Sanseru ini merupakan
kelompok “kata naga”.
Diadopsi dari Cina oleh Master
Kanryo Higashionna atau Higanuma, Maha Guru Naha-Te yang hidup 1845-1916. Kemudian
dimodifikasi secara bertahap oleh : Chojun
Miyagi, Gogen Yamaguchi dan Goshi
Yamaguchi.
Menurut Gogen Yamaguchi Hanshi, dulunya dalam Kata Sanseru terdapat gerakan
“NIDAN GERI”, yang dalam Sanseru versi modern telah diganti menjadi hanya
gerakan “MAE GERI”. Tetapi menurut Gogen Yamaguchi, setiap karateka yang
memainkan gerakan MAEGERI yang menggantikan NIDAN GERI, harus tetap menyadari
bahwa yang dilakukannya adalah pengganti gerakan yang dulunya NIDAN GERI.
SISOCHIN
Secara harfiah berarti “Pertarungan Empat Penjuru”.
Merupakan kelompok “Kata Belalang”.
Diadopsi dari Cina melalui Master Ryu Ryuko pada muridnya Master Kanryo Higashionna atau Higanuma, Maha
Guru Naha-Te. Kemudian dimodifikasi secara bertahap oleh : Chojun Miyagi, Gogen Yamaguchi dan
Goshi Yamaguchi.
SEISAN
“13” adalah makna harfiah dari kata yang termasuk dalam Kelompok “Kata
Macan” ini. Angka “13” adalah angka utama dan di Cina merupakan “angka
kebahagiaan dan keberuntungan”.
Di Shuri-Te, Kata ini dinamakan
“Hangetsu”,tetapi dengan gerakan yang
tidak lagi persis sama dengan Seisan, karena baik Seisan maupun Hangetsu
diadopsi dari Cina, tetapi Shuri-Te dan Naha-Te memodifikasinya dengan gaya
masing-masing.
Ciri khas dari Seisan versi Goju-Ryu adalah menekankan latihan pertarungan
jarak pendek dengan menggunakan banyak pukulan jarak pendek dan tendangan jarak
dekat seperti tendangan ke arah bawah (“Kansetsu Geri”).
KURURUNFA
Makna harfiahnya adalah : “Ku” (long), “Ru” (hold) dan “Fa” (break). Tetapi
secara filosofis dimaknakan sebagai : “Perdamaian selalu ,hentikan serangan”( “forever peacefulness,stops tearing”.
Gerakan “Sabaki” merupakan kunci penting dalam Kata Kururunfa, Di mana terdapat
3 jenis gerak Sabaki dalam Kururunfa, yaitu :
1.
Bergerak ke samping
2.
Zig-zag sabaki
3.
Putaran pinggul.
Semuanya harus digerakkan dalam kecepatan tinggi dan gesit. Kata ini
diadopsi dari Cina dan diajarkan oleh Master Ryu Ruko kepada muridnya Kanryo
Higashionna, yang kemudian mengajarkannya pada muridnya Master Chojun Miyagi.
SUPARUMPEI
Atau dikenal dengan nama lain “Pechurin”, mempunyai makna Harfiah sebagai
“108”. Angka 108 ini bertalian dengan ajaran Budha yang meyakini adanya 108
setan, karena itu di Kuil-kuil Budha, setisp tanggal 31 Desember dilakukan
pemukulan bel untuk mengusir 108 setan itu.
Itu satu pendapat.
Pendapat lain, menganggap 108 menunjukkan adanya 108 titik lemah dalam
tubuh manusia. Ada lagi yang berpendapat bahwa angka 108 menunjukkan 108 Shihan
yang secara bersama-sama menciptakan Kata Suparumpei ini. Yang paling masuk
akal adalah bahwa angka 108 merupakan hasil perkalian 36 x 3. Dan 36 adalah hasil perkalian 6x6. Angka 6 pertama
berarti mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan semangat. Lalu 6 berikut
berarti unsur warna, suara, rasa, cita, sentuhan dan keadilan. Adapun angka 3
adalah simbol dari masa lalu, masa kini dan masa depan.
Suparumpei adalah salah satu Kata terpanjang di Goju-Ryu,dan konon dulunya
ada 3 jenis Kata Suparunpei, yaitu Suparumpei Jodan, Suparumpei Chudan dan
Suparumpei Gedan.
GENKAKU, CHIKAKU,
TENKAKU ,OHKAKU,
Keempatnya digolongkan ke dalam “Tokutei Kata” (Kata yang diciptakan secara
sangat istimewa). diciptakan oleh Master Gogen Yamaguchi. Genkaku dicptakan
pada tahun 1978, sedangkan Chikaku, Tenkaku dan Ohkaku diciptakan oleh Gogen
Yamaguchi pada tahun 1980-an.
Genkaku berarti Keahlian Bangau, Chikaku berarti Bumi Bangau, Tenkaku
berarti Langit Bangau dan Ohkaku berarti Bangau Kuning. Keempatnya merupakan
Kata Tertinggi dalam Goju-Ryu Yamaguchi
(I.K.G.A).
Referensi : Kurikulum Karate-Do Gojukai Indonesia Tahun 2003
Referensi : Kurikulum Karate-Do Gojukai Indonesia Tahun 2003
Makasih, sgt bermanfaat !
BalasHapus