Senin, 21 Agustus 2017

PENGEMBANGAN PERGURUAN MELALUI PENINGKATAN SDM PELATIH KARATE-DO GOJUKAI DKI JAKARTA


Pendahuluan
Besarnya dan kecilnya suatu perguruan karate tentunya dilihat dari frekwensi kegiatan internal dan ekternal, dan jumlah keterlibatan atau partisipasi warganya dalam mensukseskan program – program kegiatannya. Besar dan kecilnya sebuah perguruan karate juga dapat ditentukan dari jumlah anggota, jumlah atlet, jumlah wasit, jumlah pelatih, jumlah dojo / ranting dan jumlah cabang / provinsi.

Perguruan yang besar akan diikuti dengan tingkat anggaran belanja yang besar dari organisasi dan daya konsumsi yang tinggi dari warganya, hal ini dapat dilihat langsung saat – saat dilaksanakan event – event pertadingan karate, kegiatan festival karate hingga gashuku dan ujian.

Perguruan yang besar dapat digambarkan sebagai perguruan yang memiliki dojo / ranting / tempat latihan yang banyak, diikuti dengan jumlah SDM pelatih dan jumlah pertumbuhan anggota / murid yang berlatih secara aktif.

Banyak pihak berpendapat dan mengatakan ujung tombak perguruan Gojukai Indonesia adalah “Pelatih” hal itu benar dan tidak dapat dipungkiri, karena kalau tidak ada pelatih maka tidak ada dojo atau berdirinya tempat – tempat latihan.

Disisi lain pelatih tidak akan menjadi pelatih kalau tidak ada murid / anggota dojo atau peserta latihan..., karena diera global sekarang, para calon murid / peserta latihan semakin cerdas memilih, menilai dan menentukan siapa dan dimana mereka mencari tempat berlatih karate dan siapa / bagaimana kualifikasi pelatihnya.

Diera global saat ini masih ada pihak yang sangat menentukan dari,  sukses dan lancarnya program – program latihan dari Pelatih di dojonya masing – masing, pihak tersebut sebagai stock hollder yakni orang tua calon murid / anggota / peserta latihan.

Program – program latihan yang dikembangkan di dojo yang sudah mendapatkan dukungan  dari anggota dan orang tua pun tidak akan dapat tercapai / terlaksana sesuaI harapan bila organisasi / perguruan tidak mengarahkan, membimbing dan membina pelatih, anggota dan harapan orang tua melalui program – program kreatif, inovatif dan edukatif. Misalkan program kegiatan gashuku, ujian, training of the trainer, seminar, sirikuti, festival dan kejuaraan – kejuaraan.

Dimana program – program tersebut nantinya dapat memberikan stimulus / rangsangan kepada para anggota, pelatih dan orang tua untuk mempersiapkan diri untuk dapat turut berpartisipasi pada program – program pengembangan dan pembinaan yang disediakan oleh organisasi / perguruan maupun oleh pihak non organisasi / perguruan.

Latar Belakang
Pengurus Besar Karate-Do Gojukai Indonesia merasa / mermandang perlu untuk membesarkan dan mengembangkan perguruan dengan jumlah anggota, atlet, pelatih, dojo, cabang menjadi 100% atau 2 kali lipat dalam 1 periode kepengurusan 2017 – 2022.

Sangat dinantikan dan diterima dengan senang hati, saran, pendapat, ide dari seluruh elemen warga Gojukai Indonesia, khususnya warga Gojukai DKI Jaya “Berlatih”, seperti diantaranya :
1.      Saran apa yang disampaikan oleh para pelatih / anggota agar target tersebut dapat terlaksana / tercapai ?
2.      Apa yang dibutuhkan untuk menuju target tersebut ?

Terhadap ide yang dicita – citakan oleh PB. Gojukai kami sangat mengapresiasi dan mendukung 100%, karena PB. Gojukai Indonesia tidak berdiri sendiri dan Gojukai Indonesia selama 49 Tahun berkarya di Nusantara sudah menjalar hingga lebih dari 28 Provinsi, ini yang kita lihat sebagai sebuah potensi  dan peluang besar.

Permasalahan
Sebagaimana pendahuluan, bahwa perguruan yang besar dapat digambarkan sebagai perguruan yang memiliki dojo / ranting / tempat latihan yang banyak, diikuti dengan jumlah SDM pelatih dan jumlah pertumbuhan anggota / murid yang berlatih secara aktif.
Ada yang mengatakan ujung tombak perguruan Gojukai Indonesia adalah “Pelatih” hal itu benar dan tidak dapat dipungkiri, karena kalau tidak ada pelatih maka tidak ada dojo atau berdirinya tempat – tempat latihan.

Pada kenyataannya untuk kondisi saat ini, yang ada di Perguruan Gojukai Indonesia (Organisasi PB. Karate-Do Gojukai Indonesia) sangat kekurangan SDM pelatih, hal ini berbanding terbalik dengan jumlah anggota penyandang sabuk hitam (yudansha) yang jumlahnya cukup banyak, terlebih lagi mereka berada pada usia – usia produktif (18-30 tahun).

Sebagai gambaran kongkrit untuk kondisi Organisasi Gojukai Indonesia diwilayah otoritas Komda DKI Jakarta, saat ini data terakhir periode bulan Juli 2017 terdapat 35 dojo aktif dari 37 dojo yang terdaftar, dilain tempat terdapat 3 dojo baru dibuka. 35 dojo aktif saat ini diasuh oleh kurang lebih 24 orang pelatih pada usia 28 s/d 55 tahun.

Sebagaimana diketahui bahwa pada ujian nasional periode yang lalu, Gojukai DKI Jaya telah mengikutsertakan dan berhasil lulus sebagai penyandang sabuk hitam (Yudansha) hampir 20 orang, dan idealnya setiap lahirnya 20 orang para pemegang sabuk hitam (Yudansha) diikuti dengan berdirinya 20 dojo baru diwilayah kepengurusan Gojukai Komda DKI Jaya.

Realitasnya berdirinya dojo – dojo baru tetap digagas oleh pelatih – pelatih senior, yang memang  memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap pengembangan perguruan yang mereka Cintai “Gojukai Indonesia”.

Disadari sepenuhnya para pemegang sabuk hitam yang berada pada usia – usia muda dan produktif  (18 – 27 tahun ) belum sepenuhnya terpanggil untuk bersama – sama mengemban tanggung jawab untuk membesarkan dan mengembangkan perguruan Gojukai Indonesia khususnya diwilayah kepengurusan Gojukai Komda DKI Jaya.

Banyak permasalahan yang melatar belakangi hal tersebut diatas, misalkan dari sisi internal seperti permasalahan motivasi, rasa percaya diri, dedikasi, kebutuhan, pengakuan dan penghargaan, dari sisi ekternal seperti aksesbiltas, keterbatasan administrasi dan pihak – pihak yang dapat memediasi.
Hambatan – Hambatan Yang di hadapi
Sebagaimana disampaikan tentang permasalahan,  yang sebenarnya hal tersebut merupakan kesempatan dan peluang bagi Gojukai DKI Jaya untuk dapat mewujudkan peningkatan pertumbuhan anggota Gojukai Indonesia 100% dalam 1 periode, kami berusaha menginventarisir hambatan – hambatan yang harus kami upayakan solusinya, dan merubahnya  menjadi sebuah peluang dan kesempatan baik.

Kami dari “Karate-Ka Gojukai DKI Berlatih”  memandang ada dua hambatan baik dari sisi internal dan sisi ekternal, khususnya di organisasi / perguruan Gojukai Komda DKI Jakarta, diantaranya :
1.      Hambatan Internal Yang di Hadapi Pelatih
Permasalahan yang merupakan hambatan sisi internal seperti,
a.       Rasa percaya diri (psikologis),
b.      Motivasi,
c.       Dedikasi,
2.      Hambatan Eksternal Yang di Hadapi Pelatih
Permasalahan yang merupakan hambatan sisi eksternal seperti,
a.       Hambatan administrasi
b.      Hambatan aksesbiltas dan relasional
c.       Hambatan frekwensi kegiatan organisasi / perguruan
d.      Ada peraturan dan panduan


Upaya Organisasi Gojukai Komda DKI Jakarta Dalam Mengatasi Hambatan

1.      Langkah Pembinaan SDM Pelatih Karate
Permasalahan yang merupakan hambatan sisi internal seperti,
a.      Rasa percaya diri (psikologis),
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.

Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan rasa percaya diri dan untuk membantu agar bakat sebagai atlet / pelatih olahraga karate yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan faktor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi dan karya optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.

Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet / pelatih karate berpikir mengenai mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut. Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis.

b.      Motivasi,
Manusia adalah makhluk berkembang, makhluk yang aktif. Tindakan atau perbuatan manusia selain ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari luar, juga ditentukan oleh faktor yang datang dari dalam diri sendiri.

Dalam pembinaan pendidikan jasmani dan olahraga karate di Indonesia akhir-akhir ini makin dirasakan tantangan yang berat terutama untuk menampilkan prestasi dan kemampuan yang mengungguli atau setidak-tidaknya menyamai prestasi beberapa Negara Asia Tenggara yang berciri fisik sama dengan Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar seharusnya mampu mengorbitkan atlet / pelatih karate  yang berkuatitas.

Dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, tidak ada  pelatih karate yang dapat menunjukan prestasi / karya yang optimal tanpa motivasi. Meskipun  pelatih Karate-Do Gojukai mempunyai keterampilan yang baik, tetapi tidak ada hasrat untuk belajar dan berlatih baik, biasanya mengalami kegagalan atau kejenuhan.

Dari beberapa pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa : ”Motivasi Olahraga” adalah keseluruhan daya penggerak (motif – motif) didalam diri individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Olahraga karate-Do Khususnya Karate-Do Gojukai cukup digemari anak – anak, pemuda dan para orang tua, karena memiliki daya tarik untuk mengembangkan berbagain kemampuan, menumbuhkan harapan – harapan, memberikan pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan jasmani, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari – hari dan sebagainya.

Melalui olahraga Karate-Do Gojukai para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk mengembangkan kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan teman – teman baru serta pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan kepuasan. Olahraga Karate-Do Gojukai merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan hubungan yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan gerakan.

c.       Fungsi Motivasi,
Pengalaman nyata di negara-negara berkembang pada umumnya, seperti juga di Indonesia, adalah bila atletn / pelatihnya  mengalami kegagalan atau kejenuhan pada suatu momen latihan / pelatihan, maka kelemahan mental dan teknik dituding sebagai sebab utama. Di negara-negara yang sudah maju prestasi olahraganya, kurangnya motivasi dituding sebagai penyebab utama. Anggapan yang berbeda ini sebenarnya disebabkan kelemahan mental dan teknik masih menonjol di negara-negara berkembang, sedangkan kempuan teknik dan fisik bukan masalah di negara-negara maju, sehingga motivasi merupakan kunci yang mentukan keberhasilan penampilannya yang prima.

Peranan motivasi terhadap prestasi pelatih olahraga Karate-Do Gojukai banyak dibicarakan dan diperhatikan oleh tokoh – tokoh olahraga Karate-Do Gojukai dan Karate-Do dari aliran atau perguruan lainnya.

Fungsi motivasi dalam latihan dan melatih karate diantaranya :
1)      Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan pelatih yang produktif, konstruktif dan potensi, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar dan berlatih.
2)      Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan pelatih karate untuk melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3)      Motivasi berfungsi sebagai penggerak semangat dan energi pelatih karate, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam latihan dan melatih karate sebagai berikut :
1)      Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan pelatihan dan latihan karate.
2)      Pelatihan dan berlatih olahraga karate yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pelatihan dan berlatih yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri murid / peserta latihannya.
3)      Pelatihan dan berlatih karate  yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas  pelatih untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar siswa.
4)      Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran dan pelatihan karate berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin di dojo (dojo kun).

d.      Mencari dan Mengatasi Motivasi Pelatih
Agaknya berjuang untuk mengatasi rintangan-rintangan menciptakan motivasi pada diri sendiri, dan berusaha untuk sukses melalui tantangan – tantangan merupakan salah satu utama pelatih karate untuk belajar, berlatih, berkarya dan berprestasi. Sebagai contoh para pendaki gunung, dan pada dunia olahraga banyak sekali hal-hal yang serupa (mencari tantangan dan mengatasinya ) yang mana Craty 1973 mengatakan hal tersebut dengan “Trauble Shoting”. Banyak pelatih memperoleh kepuasan jika mereka mampu melewati atau mengalahkan tantangan / permasalahan  atau dapat mengatasi rintangan yang menghalanginya.

e.       Dedikasi,
Dedikasi adalah sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yg luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.

Menjadi pelatih karate adalah pekerjaan yang berbeda dan membutuhkan dedikasi. Dalam pekerjaan ini, seorang pelatih Karate-Do Gojukai di harapkan mampu mendedikasikan kehidupannya dan menyadari bahwa dirinya tidak memiliki hal-hal lain di luar pekerjaan ini.

Dedikasi semakna dengan pengabdian tulus. Seperti seorang guru / pelatih karate yang mendedikasikan dirinya dengan segenap ilmu dan keahlian teknik karate  yang dimiliki untuk murid / peserta latihannya, mencerdaskan generasi muda yang bervisi agar mereka siap menghadapi masa depan. Banyak pelatih karate yang mendedikasikan diri seperti itu meski tak menerima imbalan atau gaji yang memadai.

Melatih dengan dedikasi, adalah bekerja sepenuh hati, tak setengah-setengah. Mrantasi, kata pepatah Jawa. Mempersembahkan hal terbaik hingga batas tertinggi kemampuan yang dimiliki.

2.      Langkah Organisasi dan Adminitrasi
Sebagaimana layaknya sebuah organisasi, jika ada hambatan atau permasalahan yang dihadapi anggotanya, maka secepatnya diberikan dukungan, arahan, bimbingan hingga bantuan. Terhadap para pemegang sabuk hitam (yudansha) usia produktif, organisasi melakukan upaya pembinaan diantaranya :
a.       Organisasi dalam merealisasikan rencana pengembangan dan pendirian dojo – dojo baru, juga diharapkan dapat memberikan dukungan administrasi diantara :
1)      Surat pengantar / keterangan / rekomendasi / permohonan
2)      Proposal pembukaaan dojo
3)      Materi / kurikulum latihan
4)      Profile organisasi / perguruan
5)    Adanya panduan teknis bagaimana membangun, memilih / menenetukan lokasi dojo, membuka, mengelola dan mengembangkan dojo.
b.      Organisasi dalam membantu para pelatih untuk dapat merealisasikan rencana pendirian dojo baru, juga diharapkan dapat memberikan dan membuka akses dengan menjalin komunikasi dan kerja sama dengan pihak – pihak seperti :
1)      Lembaga pendidikan sekolah negeri / swasta (SD, SMP, SLTA),
2)      Lembaga perguruan tinggi negeri / swasta,
3)      Lembaga pemerinta / swasta,
4)      Komunitas marsyarakat lainnya.
c.       Organisasi dalam membantu para pelatih untuk dapat mengaplikasikan dan mengaktualisasikan hasil dari kegiatan pelatihannya di dojo – dojo, organisasi juga diharapkan dapat mengadakan kegiatan – kegiatan yang dapat meningkatkan semangat pelatih, anggota dan orang tua, melalui kegiatan - kegiatan :
1)      Gashuku dan ujian yang inovatif, kreatif dan edukatif.
2)      Bimbingan skill manajemen kepelatihan, manajemen finacial, dan lainnya
3)      Kegiatan pestival karate.
4)      Kegiatan Sirkuit, pertandingan, seleksi, out bound / field trip dan lainnya.
d.      Organisasi dalam mengembangkan, mempertahankan, meningkatkan SDM pelatih  Karate sangat diharapkan dapat mengadakan kegiatan – kegiatan diantaranya :
1)  TOT (Training of The Trainer) yang memberikan motivasi nyata tentang manfaat dari melatih, dan memiliki dojo.
2)   Libatkan Mentor / Pendamping bagi pelatih – pelatih muda dalam mengola dojo dan program – program latihannya.
3)      Memperkenalkan dengan sumber daya disekitarnya.
4)      Organisasi melakukan pengawasan, pembinaan, pendampingan kepada pelatih – pelatih di dojo – dojo baru.
5)   Pengurus terjun langsung dengan mengunjungi dan melihat dari dekat dojo – dojonya, sambil melakukan supervisi dan memberikan pembinaan – pengarahan.
e.       Ada peraturan yang mengikat dan manjadi syarat untuk seorang pelatih, calon pelatih untuk meningkatkan jenjang ketingkatannya (level yudansha).

Selain peran partisipasi pengurus komda dan segenap warga Gojukai DKI Jaya, dipandang perlu hadirnya kebijakan pengurus besar yang memiliki otoritas dan legalitas untuk mengeluarkan / menerbitkan sertifikat pelatih, hal ini akan memperkuat legalitas bagi pelatih karate, khususnya pelatih Karate-Do Gojukai Indonesia Komda DKI Jakarta, yang memiliki kekuatan hukum tetap.

Pengurus Besar Karate-Do Gojukai Indonesia, juga memiliki kepentingan dan andil dalam menyusun dan menerapkan kebijakan – kebijakan yang mengarah kepada pengembangan perguruan, sehingga Pengurus Besar Gojukai Indonesia juga berkewajiban memberikan stimulus, apresiasi, reward khusus kepada pelatih – pelatih Karate-Do Gojukai Indonesia yang selalu eksis, komitmen, konsisten dan berdedikasi tinggi dalam melatih di dojo / komdanya masing – masing.


Opini Akhir

Besarnya suatu Perguruan Karate-Do Gojukai Indonesia dapat dilihat dari jumlah anggota, jumlah atlet, jumlah wasit, jumlah pelatih, jumlah dojo / ranting dan jumlah cabang / provinsi yang selalu berpartisipasi pada kegiatan kegiatan internal dan ekternal perguruan.

Untuk mewujudkan semangat yang dicita – citakan oleh PB. Gojukai untuk meningkatkan populasi  anggota Gojukai Indonesia menjadi 100% dalam 1 periode, kami Warga Gojukai DKI Jaya sangat antusias dan mengapresiasi

Tidak bisa dipungkiri bahwa “Pelatih” merupakan ujung tombak perguruan Gojukai Indonesia, sehingga mau tidak mau diera global saat ini pembinaan dan pengembangan  SDM pelatih sudah sangat menjadi prioritas bagi Organisasi Gojukai Komda DKI Jakarta.

Sehingga secara kongkrit dapat dilakukan persiapan,
1.      Menyiapkan SDM pelatih yang tepat berkarya.
2.      Proposal dan materi latihan dibuat / dikemas semenarik mungkin.
3.      Mencari tempat / sasaran membuka dojo yang potensial.

Semua uraian yang telah dikemukakan diatas hanya akan menjadi seperti peribahasa “Bertepuk Sebelah Tangan” jika tidak didukung, disambut dan diikuti oleh anggota – anggota karate-ka sabuk hitam dan pengurus.

Seperti peribahasa “Bak Gayung Bersambut” semua elemen warga Gojukai DKI Jaya, maik pengurus dan anggota nya harus suportif dan proaktif atas upaya ini misalkan :
1.      Bila ada pihak – pihak / isntansi / lembaga yang ingin atau mengizinkan untuk dibuka dan dilaksanakan kegiatan latihan karate bagi Gojukai, segera dibuka, bila terkendala SDM pelatih segara sampaikan kepada Pengurus Komda, selanjutnya akan  dicarikan / ditunjuk pelatih oleh pengurus. Hal ini akan menunjukan semangat kebersamaan dan gotong – royong, siapaun pelatihnya yang lebih utama adalah “Gojukai” berkibar ditempat yang baru.
2.      Demikian halnya dengan pengurus, yang harus terjun langsung kelapangan dengan mengunjungi dan melihat dari dekat dojo – dojonya, sambil melakukan supervisi dan memberikan pembinaan – pengarahan.

Dipandang perlu hadirnya kebijakan pengurus besar yang memiliki otoritas dan legalitas untuk mengeluarkan / menerbitkan sertifikat pelatih,  sebagai legalitas bagi pelatih karate, yang berkekuatan hukum tetap.

Pengurus Besar Karate-Do Gojukai Indonesia, juga memiliki kepentingan atas kebijakan yang mengarah kepada pengembangan, sehingga Pengurus Besar Gojukai Indonesia juga berkewajiban memberikan stimulus, apresiasi, reward kepada pelatih Karate-Do Gojukai Indonesia yang selalu eksis, komitmen, konsisten dan berdedikasi tinggi .

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan Organisasi / Perguruan Karate-Do Gojukai Indonesia yang kita Cintai, lebih khusus bagi yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE ENERGY of THE GOJUKAI KARATE-DO

  The Energy of The Gojukai Karate-Do   Introduction Karate-Do, born from the noble culture of Japanese society, has been developed by...