Rabu, 21 Maret 2018

KITA SEMUA BERBEDA, TETAPI TETAP BELAJAR, BERLATIH & BERKARYA BERSAMA

KITA SEMUA BERBEDA, TETAPI TETAP BELAJAR, BERLATIH & BERKARYA BERSAMA




Assalammu'alaikum...

Hari ini adalah hari yang teramat penting dan teramat indah, bagi anda para Karate-Ka Gojukai DKI Jaya.

Kita Semua adalah bagian dari sedikit orang – orang yang dipilih Allah SWT untuk diangkat derajat hidupnya, sebagai Pelatih Karate-Do (Guru)  beserta dengan Ilmu yang kita dapatkan.
Sebagai seorang Karate-Ka yang beruntung, tidak pada tempatnya apabila melewatkan hari – hari tanpa  belajar, berlatih dan berkarya.

Rekan – rekan pelatih Karate-Do Gojukai DKI Jaya, dinamika kehidupan saat ini ditandai oleh semakin menguatnya persaingan hidup, yang berkembang bteramat ketat,  juga sudah berubah dari persaingan konvensional ke persaingan  IPTEK tingkat tinggi.

Pelatih, atlet, anggota, pengurus, orang tua…,  turut  bersaing ditengah keberagaman sikap, pemikiran, konsep, kepentingan dan pola pembinaan yang kompleks dan berbenturan.

Di Dojo – Dojo Gojukai Komda DKI Jaya, kreatifitas kepelatihan adalah harta karun yang tak ternilai, sentuhan kreatifitas  dalam latihan / melatih akan membuat hal yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa menginspirasi, bahkan mengubah !

Di Gojukai DKI Jaya, setiap karate ka adalah Jenius !, Baik Semangat, kreatifitas, maupun terobosan tidak ada artinya jika tidak mengandung kebermanfaatan bagi  lingkungan dan orang banyak.
Pelatih, atlet, anggota, pengurus, orang tua… harus bekerja sama menciptakan sesuatu yang luar biasa sekaligus bermanfaat nyata bagi karate ka sendiri dan perguruan.

Bersiaplah :
Pengurus dan Pelatih Karate-Do Gojukai DKI Jaya bersaing dengan teknologi: WA, email dan lainnya.
Profesi hari ini belum tentu di masa depan masih ada, sehingga tanyakan kepada  atlet dan murid kita besok mau membuat apa… ? Jangan bertanya mau jadi apa… ?

Pengurus dan Pelatih Karate-Do Gojukai DKI Jaya jangan terpukau dengan cerita masa lalu, tapi gelisahlah dengan masa depan. Kemenangan itu disiapkan di dojo dan di ruang komunitas.

Wassalammu'alaikum...

Eko Y,

10 CARA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR & BERLATIH KARATE





Anda tahu bahwa berolahraga penting, khususnya olahraga karate. Tetapi memotivasi diri untuk rajin berlatih karatedo sangatlah berat, musuh terbesar kita adalah “Rasa malas” dan kita harus mampu melawannya.

Cara terbaik untuk terus termotivasi adalah dengan membiasakan diri melaksanakan olahraga, berlatih dan belajar karatedo rutin sesuai jadwal. Ketika Anda berpikir bahwa Anda akan berolahraga karate mulai hari ini atau esok hari, Anda perlu untuk keluar dari zona nyaman dan melakukannya saat itu juga. Berikut adalah beberapa cara untuk tetap termotivasi.

1. Tetapkan tujuan yang masuk akal
Tujuan akhir dari olahraga karate Anda, misalnya “berat badan turun 10 kg lebih”, mungkin terasa terlalu mustahil untuk sekarang, terutama ketika Anda masih baru memulai melakukan belajar dan berlatih karatedo. “Pemula biasanya menginginkan hasil maksimal, tetapi mereka cenderung kewalahan”, kata Gerald Endress, seorang psikolog olahraga di Duke Center for Living di Carolina Utara. Jadi, jangan memaksakan untuk berolahraga selama 1 jam per hari. Melainkan, buatlah tujuan yang lebih masuk akal dan terjangkau oleh kemampuan kita, seperti berolahraga 2 sampai 3 kali seminggu selama 20 – 30 menit, dengan hasil yang realustis seperti  setelah belajar dan berlatih karatedo  anda menjadi bahagia, sehat, bugar, bunya banyak teman, jadwal anda tercapai hingga berat anda berkuran 1 kg sebulan.

2. Pantau kemajuan Anda
Buatlah catatan aktivitas latihan karate Anda secara berkala, bisa dalam jurnal online maupun dalam sebuah buku catatan. Lihat kemajuan seperti bergerak lebih cepat, pernafasan menjadi lebih stabil, latihan kihon variasi dan melakukan pengulangan lebih banyak, ataupun peningkatan intensitas dalam olahraga dapat membuat Anda semakin ingin melanjutkannya.

3. Hilangkan rasa bersalah
Belajar hadapi kenyataan. Anda pasti akan melewatkan beberapa kali jadwal belajar dan  berlatih karatedo. Jika Anda mengetahui bahwa Anda pasti akan “bolos” berolahraga 1-2 kali, mental Anda akan lebih siap menerimanya, dan bukannya malah menjadikannya sejuta alasan untuk langsung menyerah.

4. Fokus pada diri Anda sendiri
Akan selalu ada seseorang yang lebih bugar, lebih cepat, lebih terampil, lebih antusias atau lebih power full dibanding Anda. Jangan bandingkan diri Anda dengan mereka, kata Endress. Lupakan mereka. Jangan biarkan mereka menghalangi Anda dari tujuan Anda. Waktu belajar dan  berlatih karate Anda adalah untuk Anda dan tentang Anda.

5. Gunakan grup penyemangat
Carilah tempat latihan / dojo yang tepat, pelatih yang berkualifikasi, materi latihan yang sesuai, serta ada orang-orang yang berlatih penuh semangat dan positif, baik teman, keluarga, pasangan, rekan kerja, atau tetangga, yang akan menyemangati Anda untuk terus maju. Minta mereka untuk terus melakukan itu.

“Orang tersebut harus bersikap suportif, bukan merendahkan dengan kata-kata seperti, ‘kenapa kamu ngga bisa? Itu kan sangat gampang”, kata Carla Sottovia dari Cooper Aerobics di Dallas. Ketika motivasi yang berubah menjadi kritik, peringatkan teman Anda bahwa Anda tidak membutuhkan hal tersebut.

6. Cari hal yang menyenangkan
Apabila Anda tidak dapat termotivasi dalam belajar dan berlatih karatedo, mungkin Anda melakukan aktivitas yang salah. Atau mungkin dulu Anda menyukainya tetapi sekarang menjadi membosankan. Pilih aktivitas yang paling Anda senangi, minati maka belajar dan berlatih karatedo akan menjadi sesuatu yang Anda tunggu-tunggu. Ingat, belajar dan berlatih tidak harus selalu di dojo dan tidak selalu harus menggunakan karategi. Mungkin Anda bisa lebih baik dalam berlatih saat berada di daerah pegunungan atau pinggir pantai, sambil lati lari kecil berkeliling area tersebut sambil mendengarkan musik, atau lainnya.

7. Mulai dari 7 menit
Paksa diri Anda untuk melakukan suatu latihan karatedo hanya selama 7 menit saja. Setelah selesai, tanya pada diri sendiri, apakah masih mau lanjut ? Jika tidak, Anda dapat melakukan beberapa sesi kecil sepanjang hari, dibandingkan satu kali latihan karate berdurasi panjang.

8. Fleksibel dengan waktu
Ketika Anda terlalu sibuk, jangan habiskan 30 menit untuk bermacet-macet di jalan menuju tempat latihan / dojo. Gunakan video latihan di YouTube bisa di taksi, bus, kereta atau cukup berlatih di rumah saja. Jika Anda terlalu letih untuk olahraga pada malam hari, gunakan alarm Anda untuk bangun dan olahraga lebih pagi.

9. Lupakan masa lalu
Mungkin Anda bukanlah anak yang paling atletis, sehat dan bugar  di sekolah, dan selalu jadi bahan tertawaan di dalam kegiatan olahraga, tetapi perlu anda ketahui, bahwa anda akan menemukan hal yang berbeda didalam olahraga karate, dimana anda akan mendapat teman – teman yang suportif, saling menghargai dan hormat menghormati, serta selalu memberikan motivasi, maka hal-hal tersebut akan segera berlalu. Tujuan Anda belajar dan berlatih karatedo sekarang bukan untuk mendapat nilai rapor bagus atau untuk menarik perhatian gebetan di kelas. Anda = berolahraga, belajar dan berlatih karatedo agar tetap sehat, bugar, banyak teman, penuh percaya diri dan bahagia  sehingga dapat menikmati hidup Anda.

10. Beri hadiah bagi diri sendiri
Beri diri Anda sendiri penghargaan karena telah berhasil melakukan olahraga, belajar dan berlatih karatedo, cukup dengan tepuk tangan atau berteriak “Mantap dan Luar Biasa”. Berikan ucapan semangat kepada kawan – kawan latihan anda dan berikan ucapan terima kasih kepada pelatih anda.


Eko Yulianto WA : +62857-1818-7170




Minggu, 18 Maret 2018

NUNCHAKU - OKINAWA STYLE

Order Via  WA +62875 1818 7170


SHUMATSU DOZA..., Untuk menyempurnakan kekuatan dan kelenturan otot, mempertinggi stamina dan konsentrasi, maka juga dibutuhkan latihan tambahan atau Shumatsu Dosa berupa latihan penggunaan senjata tradisional seperti : Sai, Bo, Tonfa, Nunchaku, Kama, Nihonto, Shuriken, Yari dan Naginata. Setiap orang memilih menggunakan salah satu atau beberapa di antaranya yang dianggapnya cocok untuk dirinya.
Nunchaku, atau istilah lain dikenal sebagai Nisetsukon / Nichaku, Shuang Jie Gun / Er Jie Gun, mulai diadopsi oleh masyarakat Ryukyu sejak sekitar tahun 400-200SM. yaitu sejak zaman migrasi 36 kepala keluarga dari China ke Kumemura (Kuninda), Okinawa -Kep. Ryukyu.

Pada awalnya, nunchaku merupakan alat pertanian yg dipergunakan untuk merontokkan biji-bijian pada padi maupun kacang-kacangan seperti kedelai dan sejenisnya. Cara penggunaannya pada dasarnya hampir mirip penggunaan Flail.

Alat lain yg mirip dengan nunchaku dalam hal susunannya adalah alat yg bernama Muge. Muge ini adalah alat yg dipakai sebagai bagian dari pengendali kuda, bagian yang diikatkan pada sekitar rahang kuda hingga ke giginya. Bagian tali dari Muge itulah yg nanti digigit oleh kuda. Ada 2 macam Muge, yaitu muge berbilah ganda dan muge yang berbilah 3 yang disebut sebagai Hamuge. pada Hamuge, bilah yang di tengah itu yg sebagai tempat yg digigit oleh kuda.

Pada masa pelarangan senjata dalam masa pemerintahan Dinasti Sho pada kerajaan Ryukyu, penggunaan alat-alat pertanian sebagai alternatif sarana alat membela/mempertahankan diri makin diberdayakan. Terlebih pada masa pendudukan clan Satsuma (golongan samurai dengan background aliran Jigen-ryu) dari Jepang yang menganeksasiKerajaan Ryukyu. Pemberdayaan alat-alat pertanian, peternakan, perdagangan dan alat untuk mencari ikan sebagai alternatif senjata makin diasah.
Bagian-bagian dari nunchaku tradisional itu sendiri adalah sebagai berikut :
1) Himo, seutas tali yang menghubungkan kedua belah bilah nunchaku.
2) Ana, lubang yang ada pada ujung atas nunchaku yg gunanya untuk masuknya Himo saat mengikat nunchaku.
3) Kusari, penghubung bilah nunchaku alternatifnya adalah dengan menggunakan rantai.
4) Kontou, bagian kepala nunchaku, yang dihubungkan dengan tali atau rantai.
5) Jukonbu, bagian atas bilah nunchaku yang dapat dipegang.
6) Chukonbu, bagian tengah bilah nunchaku yang dapat dipegang.
7) Gekonbu, bagian bawah bilah nunchaku yang dapat dipegang.
8) Kontei, bagian pantat nunchaku.

Perbedaan bentuk nunchaku tradisional antara Ryukyu dengan China adalah pada bilahnya, yaitu pada Ryukyu dengan bilah berbentuk octagon / octagonal (segi delapan) maupun hexagon dan pada China memiliki bilah silinder. Umumnya bilah nunchaku masa tradisional dibuat dari kayu keras semacam oak (merah maupun putih), kayu loquat, dan kayu pasania, yang setelah dipoles kemudian dilapis dng minyak agar menjadi liat dan tahan lama.

Teknik-teknik tradisional penggunaan nunchaku secara turun-temurun diwariskan oleh Maezato, Kuniba, Nanbu , Yara,Matsumura, Taira, dan lain-lain dalam bentuk form/jurus/kata yg ada pada Ryukyu Kobudo.

Nunchaku mulai menyebar ke wilayah-wilayah terdekat dari kepulauan Ryukyu seperti ke daerah Filipina (selatan dariRyukyu & Taiwan) dikenal sebagai Tabak-Toyok, dan menyebar pula ke Jepang tetap menggunakan istilah yang sama "Nunchaku" hanya penulisannya dengan katakana (menunjukkan bahwa istilah ini adalah istilah asing/ diadopsi dari luar Jepang). Untuk penggunaan di Indonesia, khususnya sekitar pulau Jawa, nunchaku dikenal dengan istilah "ruyung".


BOKKEN


Bokken adalah pedang kayu yang digunakan sebagai peralatan yang umumnya digunakan untuk berlatih beladiri yang berasal dari Jepang seperti Karate (Shumatshudoza), Aikido, Kendo, Kenjutsu dan Iaido. Meskipun begitu banyak sekali aliran beladiri lainnya yang menggunakan bokken sebagai peralatan berlatih.

Di Jepang sendiri, bokken lebih dikenal dengan sebutan BOKUTO. Biasanya bokken memiliki ukuran panjang yang hampir sama dengan katana.

Bokken berbeda dengan shinai. Shinai adalah pedang yang terbuat dari bambu sehingga lebih lentur daripada bokken.

Sejarah Bokken :
Sejarah tentang bokken yang jarang sekali dibahas. Sejarah bokken tidak lepas dari sejarah Jepang di zaman feodal. Bokken didesain pada zaman feodal Jepang digunakan untuk pelatihan para prajurit samurai. Bokken pada waktu itu juga digunakan untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh pertarungan dengan pedang asli. Hingga pada akhirnya bokken menjadi senjata yang mematikan di tangan para ahli pedang.

Bagi Anda yang menyukai kisah Miyamoto Musashi tentunya tahu bahwa sang legenda ini terkenal karena mampu mengalahkan musuh-musuhnya yang bersenjata lengkap hanya dengan satu atau dua buah bokken. Dalam sebuah legenda yang cukup terkenal, dia pernah mengalahkan Sasaki Kojiro dengan menggunakan bokken yang diukirnya dari dayung saat dalam perjalanan dengan perahu menuju tempat duel. Miyamoto Musashi memegang dua bokken.

Kegunaan Bokken :
Bokken digunakan untuk menggantikan pedang yang sebenarnya dalam berlatih beladiri, terutama aliran beladiri dari jepang. Bokken digunakan karena hanya membutuhkan sedikit perawatan daripada katana. Selain itu membawa bokken ke tempat latihan mengurangi resiko cidera baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang di sekitar.

Meskipun begitu, bokken tetap memiliki keunggulan dibandingkan pedang asli dan bokken dapat menjadi senjata yang mematikan dan berbahaya. Oleh karena itu penggunaan bokken tetap harus hati-hati untuk mengurangi resiko bahaya.


Miyamoto Musashi vs Sasaki Kojiro ; SEBUAH PEMBELAJARAN SENI KEPERKASAAN
(oleh: Hezron Tandungan)

Air laut di pantai pulau Ganryujima adalah salah satu saksi bisu yang menceritakan bahwa pada jaman Edo, sekitar April 1612 telah terjadi sebuah duel sengit antara dua jagoan pedang yang salah satunya belajar melalui institusi semata yakni Sasaki Kojiro, dan ahli pedang lainnya yang belajar langsung dari alam yakni Miyamoto Musashi yang bergelar Shinmen Musashi No Kami  Fujiwara No Genshin.
Setelah mencoba membaca lagi kisah diatas, mulai dari buku/novel  berjudul “Miyamoto Musashi” karya Eiji Yoshikawa maupun The Lone Samurai : The Life of Miyamoto Musashi karya William Scott Wilson, dan lain-lain maka ternyata kisah pertarungan tersebut banyak memberikan pelajaran berharga yang saya mencoba ringkas sebagai berikut:

1).KUASAI PIKIRAN DAN PERASAANMU
Miyamoto Musashi tidak pernah membiarkan dirinya dikekang oleh emosi dan teknik-tekniknya, ia bahkan datang menemui  Sasaki  Kojiro seperti orang hendak pergi tamasya yakni dengan menaiki sebuah perahu. Ia tak memperlihatkan raut muka kecemasan ataupun ketegangan sedikitpun dalam  duel  yang keputusan terakhirnya berada diantara hidup dan mati.
Saya teringat satu kisah dalam sejarah  “47  Ronin”. Memang ada orang-orang  yang mati dengan tetap hidup seperti saya sebut saja Kira Kozuke, tetapi  ada juga yang memperoleh hidup dengan mati sebagaimana seppuku yang dilakukan sejumlah samurai pada akhir kisah tersebut, saya sebut saja ada Oishi Kuranosuke, Chikara Yoshikane, Kataoka, dan kawan-kawannya.
Musashi telah mampu menguasai perasaannya sebab itu ia tidak ingin larut dalam nuansa ketegangan itu sendiri. Pikirannya betul-betul ia kosongkan dalam menghadapi pertempuran/permasalahan tersebut. Ia banyak belajar dari Takuan akan hal ini, termasuk tentang prinsip fudochishinmyoroku dimana nilai budo seseorang adalah bertujuan melenyapkan pikiran yang telah tercemar untuk kembali kepada keadaan alamiah yang murni, bebas dari kesangsian, kecurigaan, rasa marah, keraguan atau bahkan rasa takut.

2).HINDARI PERTARUNGAN (Yang Tidak Perlu)
Saat Sasaki Kojiro menantang Miyamoto Musashi untuk melakukan duel, Musashi sebenarnya telah mencoba menghindari tantangan itu berulang kali. Ia bahkan sebelumnya mengajak Sasaki Kojiro agar Ilmu Pedang mereka lebih baik diajarkan dan diwariskan ke penerus mereka berdasarkan ryu dan “jalan” masing-masing.

Sebagai penganut paham bahwa tujuan akhir suatu seni keperkasaan memang adalah menaklukkan musuh tanpa adanya perkelahian/pertarungan maka saya pun dengan lapang hati mengatakan bahwa memang kedamaian adalah tujuan tertinggi dari para penganut seni keperkasaan.

3) HORMATI LAWANMU
Kecintaan Musashi kepada lawannya dan kecintaannya akan arti sebuah kehidupan terlihat ketika ia menghampiri  Sasaki Kojiro hanya dengan menggunakan pedang kayu bokken. Niat awalnya hanya ingin agar  Sasaki Kojiro tahu bahwa pada dasarnya ia tak pernah menginginkan pertarungan itu dan meskipun dipaksakan, niatnya hanya ingin memberikan pelajaran berharga kepada  Sasaki Kojiro (dan ia haruslah memenangkan pertarungan  yang tidak diinginkannya tersebut). Dalam kisahtersebut juga bagaimana disaksikan bahwa baik sebelum maupun sesudah pertarungan itu Musashi tetap menghargai sosok Sasaki Kojiro sebagai seorang pendekar pedang terhormat.

4) KENALI MUSUHMU
Musashi telah mempelajari sosok Sasaki Kojiro sebelumnya dan salah satu kelemahan Sasaki Kojiro menurutnya adalah emosinya yang labil. Dan dengan ini  pula Miyamoto Musashi sengaja membuat Sasaki  Kojiro gelisah sesaat menunggu kehadiran dirinya. Miyamoto Musashi tahu bahwa ketika kedatangannya yang “terlambat” itu membuat gusar Sasaki Kojiro maka sebenarnya ia telah memenangkan satu poin pertarungan.

5) KENALI ALAM SEKITARMU
Miyamoto  Musashi melompat tinggi sambil membelakangi pancaran sinar matahari yang mengakibatkan pandangan mata Sasaki Kojiro tak mampu melihat secara sempurna pergerakan-pergerakan Musashi. Musashi faham betul dari sudut mana ia harus melancarkan tekniknya dengan efektif dengan tetap berpegang pada prinsip me no kubari.

Seorang karateka misalnya pada saat melakukan pertarungannya tetap memperhitungkan keadaan sekitar, mengamati benda-benda yang ada, termasuk memperhitungkan ma-ai, dengan tanpa mengindahkan prinsip munen musho dimana ia membebaskan diri dari pikiran apapun pada saat akan  bertarung untuk kemudian melancarkan teknik  yang  kemudian menjadi “ikken hissatsu”nya.


6) HARGAI IDENTITAS RYU YANG MELEKAT PADAMU
Pada saat Sasaki Kojiro menghunus pedangnya, ia bahkan kemudian membuang begitu saja sarung pedangnya, yang pada saat itu sangat pantang dilakukan oleh seorang  samurai sejati. Melihat kejadian itu Musashi kembali tahu bahwa ia kemudian kembali telah memenangkan satu poin lainnya dalam sebuah pertarungan yang belum terjadi.

Sun Tzu dalam buku The Art of War setahu saya setidaknya pernah pula mengatakan “pedang  yang jatuh ke air garam pada akhirnya akan berkarat”

HAND MADE - OCTOGONAL NUNCHAKU (OKINAWA STYLE)



Order Via  WA +62875 1818 7170


SHUMATSU DOZA..., Untuk menyempurnakan kekuatan dan kelenturan otot, mempertinggi stamina dan konsentrasi, maka juga dibutuhkan latihan tambahan atau Shumatsu Dosa berupa latihan penggunaan senjata tradisional seperti : Sai, Bo, Tonfa, Nunchaku, Kama, Nihonto, Shuriken, Yari dan Naginata. Setiap orang memilih menggunakan salah satu atau beberapa di antaranya yang dianggapnya cocok untuk dirinya.
Nunchaku, atau istilah lain dikenal sebagai Nisetsukon / Nichaku, Shuang Jie Gun / Er Jie Gun, mulai diadopsi oleh masyarakat Ryukyu sejak sekitar tahun 400-200SM. yaitu sejak zaman migrasi 36 kepala keluarga dari China ke Kumemura (Kuninda), Okinawa -Kep. Ryukyu.

Pada awalnya, nunchaku merupakan alat pertanian yg dipergunakan untuk merontokkan biji-bijian pada padi maupun kacang-kacangan seperti kedelai dan sejenisnya. Cara penggunaannya pada dasarnya hampir mirip penggunaan Flail.

Alat lain yg mirip dengan nunchaku dalam hal susunannya adalah alat yg bernama Muge. Muge ini adalah alat yg dipakai sebagai bagian dari pengendali kuda, bagian yang diikatkan pada sekitar rahang kuda hingga ke giginya. Bagian tali dari Muge itulah yg nanti digigit oleh kuda. Ada 2 macam Muge, yaitu muge berbilah ganda dan muge yang berbilah 3 yang disebut sebagai Hamuge. pada Hamuge, bilah yang di tengah itu yg sebagai tempat yg digigit oleh kuda.

Pada masa pelarangan senjata dalam masa pemerintahan Dinasti Sho pada kerajaan Ryukyu, penggunaan alat-alat pertanian sebagai alternatif sarana alat membela/mempertahankan diri makin diberdayakan. Terlebih pada masa pendudukan clan Satsuma (golongan samurai dengan background aliran Jigen-ryu) dari Jepang yang menganeksasiKerajaan Ryukyu. Pemberdayaan alat-alat pertanian, peternakan, perdagangan dan alat untuk mencari ikan sebagai alternatif senjata makin diasah.
Bagian-bagian dari nunchaku tradisional itu sendiri adalah sebagai berikut :
1) Himo, seutas tali yang menghubungkan kedua belah bilah nunchaku.
2) Ana, lubang yang ada pada ujung atas nunchaku yg gunanya untuk masuknya Himo saat mengikat nunchaku.
3) Kusari, penghubung bilah nunchaku alternatifnya adalah dengan menggunakan rantai.
4) Kontou, bagian kepala nunchaku, yang dihubungkan dengan tali atau rantai.
5) Jukonbu, bagian atas bilah nunchaku yang dapat dipegang.
6) Chukonbu, bagian tengah bilah nunchaku yang dapat dipegang.
7) Gekonbu, bagian bawah bilah nunchaku yang dapat dipegang.
8) Kontei, bagian pantat nunchaku.

Perbedaan bentuk nunchaku tradisional antara Ryukyu dengan China adalah pada bilahnya, yaitu pada Ryukyu dengan bilah berbentuk octagon / octagonal (segi delapan) maupun hexagon dan pada China memiliki bilah silinder. Umumnya bilah nunchaku masa tradisional dibuat dari kayu keras semacam oak (merah maupun putih), kayu loquat, dan kayu pasania, yang setelah dipoles kemudian dilapis dng minyak agar menjadi liat dan tahan lama.

Teknik-teknik tradisional penggunaan nunchaku secara turun-temurun diwariskan oleh Maezato, Kuniba, Nanbu , Yara,Matsumura, Taira, dan lain-lain dalam bentuk form/jurus/kata yg ada pada Ryukyu Kobudo.

Nunchaku mulai menyebar ke wilayah-wilayah terdekat dari kepulauan Ryukyu seperti ke daerah Filipina (selatan dariRyukyu & Taiwan) dikenal sebagai Tabak-Toyok, dan menyebar pula ke Jepang tetap menggunakan istilah yang sama "Nunchaku" hanya penulisannya dengan katakana (menunjukkan bahwa istilah ini adalah istilah asing/ diadopsi dari luar Jepang). Untuk penggunaan di Indonesia, khususnya sekitar pulau Jawa, nunchaku dikenal dengan istilah "ruyung".



THE ENERGY of THE GOJUKAI KARATE-DO

  The Energy of The Gojukai Karate-Do   Introduction Karate-Do, born from the noble culture of Japanese society, has been developed by...